Menurut WHO, kesehatan rongga mulut adalah “kondisi bebas dari nyeri mulut dan wajah kronis, kanker mulut dan tenggorokan, infeksi mulut, penyakit periodontal (gusi), gigi berlubang, kehilangan gigi, serta penyakit dan kelainan lainnya yang membatasi kemampuan seseorang untuk menggigit, mengunyah, tersenyum, berbicara, atau menganggu psikososialnya.” Jadi, kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu kunci/indikator dari kesehatan secara holistik dan kualitas hidup kita.
Menurut Riskesdas Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, proporsi masalah gigi dan mulut penduduk Indonesia adalah 57.6% dan hanya 10.2% yang mendapat penanganan. Dari banyak masalah gigi dan mulut, kasus-kasus yang banyak ditemui oleh dokter gigi adalah karies, sisa akar, gingivitis, gigi goyang, gigi berjejal, dan impaksi gigi bungsu. Sebagai gambaran, di Puskesmas Rawabuntu Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan kasus pasien poli gigi Juli-Agustus 2017 terbanyak secara berurutan ialah: 1)Kelainan pulpa dan periapikal, 2)Karies gigi, 3)Penyakit gusi dan periodontal, 4)Kelainan dentofasial termasuk maloklusi, 5)Penyakit gigi mulut lainnya.
KARIES
Sumber gambar : https://www.healthhub.sg/a-z/diseases-and-conditions/99/topics_tooth_decay
Karies atau gigi berlubang terjadi saat lapisan bakteri (dental plak) pada permukaan gigi mengubah gula menjadi asam yang melarutkan/merusak gigi. Konsumsi gula/karbohidrat yang tinggi secara terus-menerus, kurangnya fluoride, dan pembersihan plak bakteri yang tidak rutin, membuat struktur gigi rusak sehingga timbul gigi berlubang, rasa nyeri, serta bau mulut. Selanjutnya, hal ini akan menurunkan kualitas hidup karena kesulitan makan, bicara, hilang rasa percaya diri, hingga terganggunya aktivitas.
Bentuk klinis dari karies ini bermacam-macam sekali, mulai dari lubang kecil dangkal, kecil namun dalam, luas dangkal, luas dan dalam, yang permukaannya halus hingga yang permukaannya kasar, yang berwarna putih kapur, kekuningan, hingga coklat kehitaman, yang tidak terasa apa-apa, terasa ngilu saat minum dingin atau makan manis, hingga yang terasa sakit spontan dan terus-menerus. Ada yang terlihat lubang kecil dari permukaan luar namun lubangnya sudah besar di dalam. Ada pula yang lubangya luas bahkan sampai mahkotanya sudah habis dan tinggal sisa akar, namun tidak terasa sakit.
Semua kondisi di atas memerlukan perawatan tergantung kasus masing-masing. Perawatan dapat berupa penambalan, perawatan saluran akar, atau pencabutan. Untuk kasus yang memerlukan pencabutan walaupun tidak ada nyeri namun tetap harus dilakukan tindakan, ya. Jangan lupa setelah gigi tersebut dicabut, harus diganti dengan gigi tiruan agar fungsi gigi tersebut ada yang menggantikan.
GINGIVITIS
Sumber gambar: https://www.devonstreetdental.com/what-is-gingivitis/
Gingivitis artinya adalah radang gusi. Radang gusi ini sering ditemukan pada penduduk Indonesia, biasanya juga ditemukan pada pasien yang datang ke klinik gigi namun pasien tersebut tidak mengeluhkan dan tidak menyadari adanya radang pada gusi mereka. Biasanya terdapat gejala dan tanda-tanda seperti gusi bengkak, kemerahan, mudah berdarah, mungkin ada rasa nyeri namun jarang, dan bau mulut. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh kebersihan mulut yang kurang baik. Bakteri pada dental plak dan karang gigi, yang melekat pada gigi dan gusi akan menyebabkan gusi meradang. Faktor lain yang dapat berpengaruh yaitu merokok, usia tua, penyakit diabetes, stress, kekurangan nutrisi seperti vitamin C, pengaruh hormon misalnya pada masa pubertas atau kehamilan, serta kondisi medis atau obat-obatan tertentu. Gingivitis dapat ditangani dengan pembersihan plak dan karang gigi (scaling) oleh dokter gigi, serta harus diikuti dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut di rumah dengan sikat gigi 2 kali sehari dengan cara yang tepat. Setelah itu gusi akan segera sembuh seperti keadaan normal. Gingivitis ini merupakan tahap awal dari penyakit periodontal.
GIGI GOYANG
Penyakit periodontal itu sendiri adalah penyakit peradangan yang menyerang jaringan yang mengelilingi dan menyangga gigi, termasuk gusi dan tulang di sekitar gigi. Seperti sudah disebutkan gingivitis merupakan tahap awal dari penyakit periodontal, apabila tidak ditangai maka akan berlanjut ke tahap yang lebih parah yang disebut dengan periodontitis. Pada kasus periodontitis terjadi kehilangan perlekatan gusi yang mengelilingi gigi, kemudian tulang penyangga gigi juga semakin berkurang, lama-kelamaan apabila tidak ditangani gigi akan menjadi goyang. Apabila gigi goyang sudah semakin parah, maka gigi tersebut perlu dicabut. Pencabutan gigi merupakan pilihan perawatan yang dilakukan pada pasien periodontitis tingkat akhir (severe periodontitis).
Penyakit gusi. Sumber: https://fightgumdisease.com/about/
GIGI BERJEJAL
Gigi berjejal atau bertumpuk adalah salah satu bentuk dari oklusi yang tidak ideal. Oklusi adalah istilah untuk menggambarkan susunan gigi, di mana idealnya tersusun rapih dan apabila gigi geligi atas dan gigi geligi bawah bertemu (posisi menggigit) akan “pas” satu sama lain. Oklusi yang tidak ideal (maloklusi) ini ada bermacam-macam bentuknya, salah satunya gigi berjejal atau crowding teeth.
Sumber: https://www.totalorthodontics.co.uk/different-types-of-malocclusions/
Gigi berjejal ini sering sekali ditemui dan biasanya disebabkan oleh ketidaksesuaian antara panjang lengkung rahang dan ukuran gigi geligi. Sebagai contoh: ruangan pada lengkung rahang sempit sedangkan ukuran gigi besar-besar, sehingga gigi menjadi miring, berjejal/bertumpuk satu sama lain, dan tidak rapih susunannya. Hal ini biasanya karena faktor keturunan, namun bisa juga karena kurangnya stimulasi perkembangan rahang, gigi susu yang tanggal atau dicabut sebelum waktunya, dan persistensi gigi susu. Persistensi gigi susu adalah kondisi saat gigi susu belum tanggal namun gigi permanen penggantinya sudah tumbuh.
Gigi berjejal ini akan menyulitkan pembersihan gigi sehingga rawan terjadi gingivitis dan gigi berlubang karena sisa makanan dan plak menumpuk pada area gigi berjejal yang sulit terjangkau oleh sikat gigi. Pada kasus ini sangat diperlukan penggunaan benang gigi (dental floss).
Agar fungsi pengunyahan, estetika, dan pembersihan gigi bisa lebih optimal, kasus gigi berjejal ini memerlukan perawatan orthodonti.
SISA AKAR
Pernahkah Anda merasakan gigi berlubang yang dulu pernah nyeri sekali namun sekarang sudah tidak ada nyeri lagi dan mahkota giginya sudah keropos, hanya tersisa akar gigi yang permukaannya rata dengan gusi? Atau bahkan Anda sudah lupa, dulu gigi tersebut pernah nyeri atau tidak ya? Syaraf pada gigi yang seperti ini biasanya sudah mati atau nekrosis, sehingga sudah tidak ada rasa nyeri yang biasanya terjadi apabila gigi kita yang berlubang sedang mengalami radang. Tapi jangan lega dulu dan menyepelekan gigi nekrosis ini, ya.
Mengingat “sisa akar” ini berawal dari gigi berlubang yang merupakan penyakit infeksi, maka infeksi tersebut tidak hilang begitu saja saat gigi nekrosis. Bakteri beserta jaringan gigi yang sudah mati ini dapat berkumpul dan infeksinya “berjalan” hingga ke bawah akar gigi dan membentuk dental abses. Dental abses adalah akumulasi atau kumpulan pus (nanah) pada tulang di sekitar gigi yaitu pada ujung akar gigi. Salah satu penyebab utama dental abses adalah karies/gigi berlubang.
Tanda dan gejala dental abses yaitu nyeri saat ditekan, bengkak, dan kemerahan di sekitar gigi yang berlubang. Terkadang bisa disertai demam. Selain itu, pus/nanah dapat menyebar ke jaringan di dekatnya lalu menyebabkan komplikasi. Sebagai contoh: 1) Sisa akar gigi taring atas dapat menimbulkan bengkak pada gusi dan pada pipi atas hingga ke area bawah mata, 2) Sisa akar gigi geraham bawah dapat menimbulkan bengkak pada gusi dan area bawah rahang hingga ke area leher dan dada. Penyebaran infeksi ini bergantung pada kekuatan bakteri dan pertahanan tubuh setiap orang, sehingga kasusnya bisa berbeda-beda. Pada beberapa kasus, dental abses dapat menyebabkan kematian apabila pus sudah memenuhi rongga leher bagian dalam dan rongga dada (disebut mediastinitis) sehingga terjadi komplikasi seperti hambatan jalur nafas, sepsis, atau kegagalan multiorgan.
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa penanganan yang lebih awal akan selalu lebih baik. Rutinlah periksa ke dokter gigi walau tidak ada keluhan apapun saat ini. Untuk kasus gigi berlubang yang tinggal menyisakan “sisa akar” perlu segera dilakukan pencabutan agar infeksi tidak semakin menyebar dan menimbulkan komplikasi lainnya.
IMPAKSI GIGI BUNGSU
Gigi impaksi adalah gigi yang terbenam sebagian atau seluruhnya pada gusi/tulang sehingga gagal tumbuh/muncul ke lengkung rahang. Gigi impaksi dapat disebabkan oleh gigi sebelahnya, tulang di atasnya yang padat, jaringan lunak yang berlebihan, atau kelainan genetik yang menghambat tumbuhnya gigi. Sebagian besar kasus disebabkan oleh kurangnya panjang lengkung rahang (rahang sempit) sehingga tidak ada ruang untuk gigi tersebut. Gigi yang paling sering mengalami impaksi adalah gigi bungsu rahang bawah, kemudian dilanjutkan oleh gigi bungsu rahang atas dan gigi taring atas.
Gigi bungsu adalah gigi geraham ketiga yang terletak paling belakang di rongga mulut. Gigi ini adalah gigi yang paling terakhir berkembang sehingga saat waktunya tumbuh ke lengkung rahang, seringnya sudah tidak ada ruangan yang cukup. Gigi ini akan tertutupi sebagian atau seluruhnya dengan gusi. Posisinya pun bisa vertikal, diagonal (miring setengah), dan horizontal (miring seperti posisi tidur). Gigi bungsu ini seharusnya mulai tumbuh sekitar usia 17-20 tahun.
Impaksi gigi bungsu. Sumber: https://www.baoms.org.uk/patients/procedures/23/removal_of_impacted_wisdom_teeth
Gigi bungsu bisa tumbuh sempurna, bisa juga tidak (impaksi). Jika terjadi impaksi, Anda biasanya akan merasakan gejala seperti nyeri, bengkak, atau infeksi pada gusi yang menutupi gigi bungsu tersebut (perikoronitis). Gigi bungsu bisa juga berlubang karena sikat gigi biasanya sulit menjangkau area ini sehingga banyak sisa makanan yang terjebak di sini.
Perawatan untuk gigi bungsu yang impaksi adalah dengan pencabutan atau odontektomi. Saat terjadi gejala atau keluhan seperti seperti di atas, sebelum dilakukan odontektomi dokter gigi akan meresepkan obat untuk menghilangkan nyeri dan infeksi yang ada, lalu mengarahkan Anda untuk foto ronsen.
Artikel ini disusun oleh drg. Nadia Fadila dan drg. Laila Novpriati
REFERENSI:
Dokter Karin adalah sapaan akrab beliau. Dokter Karin menamatkan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) di Universitas Indonesia tahun 2009. Dua tahun setelahnya, tahun 2011 beliau menyelesaikan Pendidikan Profesi dari Universitas yang sama. Gelar Spesialis Prostodonti (S2) beliau peroleh dari Universitas Indonesia tahun 2017.
drg. Astrid Dewi Nastiti merupakan salah satu owner MHDC Group dengan latar belakang pendidikan kedokteran gigi. Drg. Astrid, begitulah beliau kerap disapa, menamatkan pendidikan kedokteran di FKG Universitas Indonesia pada tahun 2008. Beliau memiliki sebuah kutipan menarik yang dikutip dari Maya Angelou, nothing will work unless you do.
Drg. Mitha, begitulah beliau kerap disapa. Memiliki nama lengkap drg. Efrina Ayudyah Paramitha, Sp. Ort. Merupakan salah satu owner dari MHDC Group. Beliau merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dengan spesialisasi Ortthodonti.
Saat menempuh pendidikan, drg. Mitha aktif sebagai Bendahara di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Setelah lulus dan mendapatkan gelar dokter gigi spesialis, beliau tercatat sebagai anggota PDGI Jaksel dan IKORTI KOMDA JAYA.
Tidak hanya aktif berorganisasi, drg. Mitha juga memiliki prestasi yang membanggakan, diantaranya adalah lulus dengan predikat Cum Laude, peraih IPK tertinggi wisuda program profesi semester gasal, dan Juara 1 Dentsmart Competition pada tahun 2009. Kutipan favorit yang menginspirasi dari beliau adalah dream big and work smart.
Dokter Rani, begitulah beliau kerap disapa. Memulai karir di dunia kedokteran gigi sejak tahun 1999. Beliau adalah lulusan Universitas Indonesia (UI), mulai dari S1 & Profesi Kedokteran Gigi FKG UI (1994-1999); S2 Spesialis Konservasi Gigi FKG UI (2000-2003); S3 Program Doktor Konservasi Gigi FKG UI (2001-2007).
Selama menempuh Pendidikan, Dokter Rani mendapat berbagai penghargaan. Beliau adalah Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Utama UI pada tahun 1998 – 1999. Saat menyelesaikan program spesialis konservasi gigi pada tahun 2002 – 2003, Dokter Rani mendapatkan beberapa penghargaan di bidang “Case Report” dari IAIN Soeria Soemantri Unilever Case Report Award dan KPPIKG case report award.
Komitmen beliau untuk menekuni bidang Pendidikan membawanya terus melanjutkan ke jenjang doktoral. Langkah awal ini diambil dengan riset menjadi staf pengajar muda selama 8 tahun di Dept. Ilmu Konservasi Gigi FKG UI. Predikat “CUMLAUDE” dan penghargaan lulusan terbaik program dokter tahun ajaran 2010 menjadi buah perjuangan yang membanggakan.
Pengalaman dalam bidang ilmu konservasi gigi juga semakin berkembang seiring dengan rutinnya beliau menjadi pembicara di berbagai seminar baik di dalam maupun luar negeri. Kini, Dokter Rani terpilih menjadi salah satu tim trainer yang telah tersertifikasi oleh Dentsply Academy. Dengan profil pendiri seperti Dokter Rani, MHDC semakin menunjukan komitmennya memberikan pelayan kesehatan yang prima dengan bantuan tenaga medis yang profesional dan memiliki kapabilitas tinggi.
Dokter Dian begitulah beliau kerap disapa. Beliau adalah Lulusan Fakultas Kedokteran Gigi (S1) Universitas Indonesia tahun 2012. Pendidikan Profesi berhasil beliau peroleh pada tahun 2014 dari Universitas Indonesia.
Dokter Hasti, begitulah beliau kerap disapa. Dokter Hasti menamatkan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) di Universitas Indonesia pada tahun 2012. Tahun 2014 beliau menyelesaikan Pendidikan Profesi di Universitas yang sama. Tahun 2019 beliau memperoleh gelar Spesialis Konservasi Gigi (S2) dari Universitas Indonesia
Drg. Peni Chitrawaty, Sp.KG merupakan salah owner MHDC Group
dengan latar belakang Spesialis Konservasi Gigi. Gelar tersebut beliau
dapatkan setelah menyelesaikan studi di Universitas Indonesia pada
tahun 2008 dan Fakultas Kedokteran Gigi Prof. DR. Moestopo (B).
Dokter yang kerap disapa drg. Peni ini juga aktif sebagai pembicara di
berbagai forum seminar baik yang di adakan di dalam negeri maupun
luar negeri. Ibu dengan dua anak ini disamping profesinya sebagai
dokter gigi, juga memiliki hobi untuk berpose di depan kamera atau
modelling. Hobinya tersebut menghasilkan karya yang bagus layaknya
foto model profesional.
Drg. Ninung, begitulah beliau kerap disapa. Sebagai salah satu owner
dari MHDC Group. drg. Ninung juga memiliki profil yang kompeten.
Saat menempuh Pendidikan kedokteran gigi di Universitas Indonesia,
drg. Ninung mendapatkan predikat lulusan terbaik kedua profesi Dokter
Gigi Pada tahun 2006.
Pada tahun 2013 drg. Ninung berhasil menyelesaikan studinya di
Spesialis Bedah Mulut di kampus yang sama, yakni Universitas
Indonesia. Saat ini di samping aktifitasnya sebagai dokter gigi,
drg.Ninung juga tercatat sebagai dosen tamu di Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Prof. DR. Moestopo (B).
Drg. Ninung sampai saat ini juga aktif menjadi pembicara di berbagai
forum nasional. Beliau menjabat sebagai sekretaris II PP PABMI
(Pengurus Pusat Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia) dari kurun
waktu 2014-2020. Drg. Ninung juga menjabat sebagai Bendahara
Pengurus Wilayah Jaya Persatuan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial
Indonesia periode 2019 – 2021.
Keep your eyes on the stars and your feet on the ground, begitulah
kutipan favorit dari drg, Ninung, semoga menginspirasi untuk semua
untuk tetap rendah hati dan optimis.
Dokter Robby, begitulah beliau kerap disapa. Beliau merupakan Lulusan Kedokteran Gigi (S1) FKG UI tahun 2007. Tiga tahun berselang, tahun 2009 beliau berhasil menyelesaikan Pendidikan Profesi di Universitas yang sama dan sedang menyelesaikan Spesialis Gigi Anak
Drg.Henny O. Danan, Sp.KGA, MPH biasa dipanggil dengan sapaan drg. Henny. Lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Trisakti tahun 2007. rg. Henny mendapatkan gelar Spesialis Kesehatan Gigi Anak pada tahun 2011 di Universitas Indonesia.
Drg. Henny memiliki komitmen yang tinggi terhadap Pendidikan. Komitmen tersebut beliau buktikan dengan meraih gelar MPH atau Magister of Public Health di Universitas Gadjah Mada. Aktifitasnya selain sebagai dokter gigi, beliau juga kerap diundang untuk mengisi forum seminar nasional. Drg. Henny juga tercatat sebagai koordinator Poli Gigi di RSIA Kemang Medical Care Jakarta. Beliau juga salah satu pemilik dari Medikids, brand Klinik Gigi untuk Anak by MHDC Group.
Dokter Tri begitulah beliau kerap disapa. Beliau menamatkan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) di Universitas Indonesia tahun 2002. Dua tahun berselang, beliau menyelesaikan Pendidikan Profesi di Universitas yang sama. Tahun 2015 beliau memperoleh Gelar Spesialis Ortodonti (S2) dari Universitas Indonesia.
Dokter Amiroh atau Dokter Ami begitulah beliau kerap disapa. Merupakan Lulusan Kedokteran Gigi (S1) FKG UI tahun lulus 2016. Dua tahun berselang, yakni tahun 2018 beliau berhasil menyelesaikan Pendidikan Profesinya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Dokter Muna Ali, Sp. KG, beliau merupakan CEO dan Founder dari MHDC (Mulia Health and Dental Care) Group. Selama 10 tahun kepemimpinan beliau, MHDC berkembang pesat dan kini telah memiliki 11 cabang di area strategis di JABODETABEK. Keberhasilan beliau memimpin tak lepas dari latar belakang dan kiprahnya di bidang kedokteran gigi. Menamatkan Pendidikan Spesialis Konservasi Gigi di Universitas Indonesia pada tahun 2008, Dokter Muna Ali, Sp.KG mendapatkan gelar lulusan tercepat dan terbaik pada tahun ajaran tersebut.
Karir dan prestasi beliau di bidang kedokteran gigi cukup membanggakan dengan mewakili Indonesia dan menjadi juara di Case Report Award yang dilaksanakan di Malaysia. Kini, dengan title International Certified Trainer, Dokter Muna Ali, Sp.KG focus menjadi tenaga klinis dan pembicara di berbagai seminar di dalam dan luar negeri. Berkat kolaborasinya dengan founder dan BOD, kini MHDC semakin berkembang dan siap memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna dengan bantuan tenaga medis yang profesional dan ramah.
Dokter Andriani begitulah beliau kerap disapa. Beliau menamatkan Pendidkan Kedokteran Gigi (S1) pada tahun 2010 di Unviersitas Indonesia. Dua tahun berselang, tahun 2012 beliau menyelesaikan Pendidikan Profesinya di Universitas Indonesia. Gelar Spesialis Kedokteran Gigi Anak berhasil beliau dapatkan dari Universitas Indonesia tahun 2018.
Dokter Iges adalah sapaan beliau. Merupakan lulusan Kedokteran Gigi (S1) Universitas Indonesia pada tahun 2004. Tiga tahun berselang, tahun 2007 beliau berhasil menyelesaikan Pendidikan Profesi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Dokter Mita adalah sapaan beliau. Merupakan lulusan Kedokteran Gigi (S1) FKG UI tahun lulus 2005. Pendidikan Profesi beliau selesaikan dua tahun berselang, tahun 2007 di Universitas yang sama. Pada tahun 2013 beliau mengambil spesialisasi Kedokteran Gigi Anak (S2) di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Dokter Febri atau Febri Ayu, begitulah beliau kerap disapa. Beliau Merupakan Lulusa Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran tahun lulus 2007. Pendidikan Profesi berhasil beliau berhasil selesaikan dua tahun berselang, tahun 2009 di Universitas Padjajaran.
Beliau kerap disapa Dokter Jennifer. Merupakan Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak. Beliau menyelesaikan studi S1 Kedokteran Gigi di FKG UI pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 menyelesaikan Pendidikan Profesi di kampus yang sama. Dokter Jennifer mendapat gelar Spesialis Kedokteran Gigi Anak (S2) pada tahun 2018 di FKG UI.
Dokter Dini, begitulah beliau kerap disapa. Beliau merupakan lulusan S1 Kedokteran Gigi FKG UI tahun lulus 2003. Pendidikan Profesi Kedokteran Gigi beliau dapatkan dari FKG UI pada tahun 2005. Dokter Dini mengambil dua spesialisasi, Spesialis Konservasi Gigi (S2) Beliau peroleh pada tahun 2009 di FKG UI, sedangkan Spesialis kedua Kolegium Konservasi Gigi beliau peroleh pada tahun 2016 di universitas yang sama.
Drg. S.Y Prasidha Dewi, Sp.Pros atau yang biasa disapa dengan Dokter Dewi merupakan salah satu tamatan Pendidikan Kedokteran Gigi Spesialis Prostodonti (S2) Universitas Indonesia. Sampai saat ini beliau sudah banyak mendapatkan berbagai penghargaan dari berbagai seminar.
Dokter Anis, begitulah beliau kerap disapa. Saat menempuh studi di FKG UGM, beliau mendapatkan penghargaan sebagai lulusan Kedokteran Gigi Termuda pada tahun 2008. Beliau menyelesaikan pendidikan Spesialis Konservasi Gigi (S2) di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2011.
Dokter Mita adalah sapaan beliau. Merupakan lulusan Kedokteran Gigi Universitas Prof. DR. Moestopo tahun 2009 UI. Pendidikan Profesi beliau selesaikan tiga tahun berselang, tahun 2012 di Universitas yang sama. Pada tahun 2018 beliau mengambil spesialisasi Kedokteran dan menamatkan pendidikan dokter Gigi Spesialis Kesehatan Gigi Anak dengan Predikat Cumlaudea.
Dokter Laila, begitulah beliau kerap disapa. Beliau merupakan salah satu Dokter Gigi Umum di klinik MHDC. Dokter Laila menyelesaikan studi Kedokteran Gigi (S1) di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada tahun 2014. Program Profesi Kedokteran juga beliau tempuh di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dan lulus tahun 2016.
Dokter Citra begitulah sapaan beliau. Merupakan Lulusan Kedokteran Gigi (S1) dari FKG Universitas Airlangga tahun 2008. Pendidikan Profesi Kedokteran Gigi beliau dapatkan dari FKG Universitas Airlangga pada tahun 2009. Dokter Citra memperoleh gelar Spesialis Ortodonti (S2) dari FKG UI pada tahun 2014.
Dokter Alana adalah sapaan beliau. Merupakan lulusan Kedokteran Universitas Brawijaya tahun 2017. prestasinya pernah mendapatkan, National Best 10 Score UKMPPDG Batch April 2007 Best Poster IDEM 2016,1st place DSCE Dental Health Video Competition, dan 1st place OPERCULUM Dental Health Video Competition
Dokter Bella, begitulah beliau kerap disapa. Beliau menyelesaikan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) di FKG UI pada tahun 2017 dan Menyelesaikan Pendidikan Profesi beliau juga selesaikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada taun 2019 Lulusan dengan predikat cumlaude
Dokter Bella, begitulah beliau kerap disapa. Beliau menyelesaikan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) di FKG UI pada tahun 2017 dan Menyelesaikan Pendidikan Profesi beliau juga selesaikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada taun 2019.
Dokter Cahyanti adalah sapaan beliau. Merupakan lulusan Kedokteran Gigi (S1) FKG UI tahun lulus 2005. Pendidikan Profesi beliau selesaikan dua tahun berselang, tahun 2007 di Universitas yang sama. Pada tahun 2018 beliau mengambil spesialisasi Kedokteran Gigi Anak (S2) di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Dokter Atika sapaan akrab beliau. Menamatkan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) di Universitas Prof.DR. Moestopo pada tahun 2012. dua tahun berselang tahun 2015 beliau berhasil menyelesaikan Pendidikan Profesi di Universitas yang sama dan mendapatkan penghargaan predikat cum laude atas program profesi kedokteran gigi Universitas Prof.DR. Moestopo sebagai lulusan terbaik
Dokter Hasti, begitulah beliau kerap disapa. Dokter Hasti menamatkan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) di Universitas Indonesia pada tahun 2012. Tahun 2014 beliau menyelesaikan Pendidikan Profesi di Universitas yang sama. Tahun 2019 beliau memperoleh gelar Spesialis Konservasi Gigi (S2) dari Universitas Indonesia
Dokter Dina, begitulah beliau kerap disapa. Beliau merupakan lulusan Kedokteran Gigi (S1) Universitas Indonesia tahun 2011. Dua tahun berselang tahun 2013 beliau menyelesaikan Pendidikan Profesi di Universitas yang sama. Gelar Spesialis Periodonti (S2) berhasil beliau peroleh pada tahun 2017 di Universitas Indonesia.
Dokter Sonia begitulah beliau kerap disapa. Dokter Sonia Menyelesaikan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) pada tahun 2011 di Universitas Indonesia. Pendidikan Profesi beliau tempuh di Universitas yang sama dan lulus tahun 2013. Beliau menyelesaikan Pendidikan S2 Spesialis Prostodonti di Universitas Indonesia dan lulus tahun 2018.
Dokter Mia adalah sapaan beliau. Beliau menamatkan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) pada tahun 2013 di Universitas Indonesia. Dua tahun berselang, tahun 2015 beliau berhasil menyelesaikan Pendidikan Profesi di Universitas Indonesia.
Dokter Ivan, begitulah beliau kerap disapa. Beliau merupakan Lulusan Kedokteran Gigi (S1) Universitas Indonesia tahun 2016. Pada tahun 2018 beliau berhasil menyelesaikan Pendidikan Profesi dari Universitas Indonesia.
Dokter Rani adalah sapaan beliau. Menamatkan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) di Universitas Indonesia tahun 2007. Tahun 2009 beliau menyelesaikan Pendidikan Profesi di Universitas Indonesia. Gelar Spesialis Konservasi Gigi berhasil beliau dapatkan tahun 2014 dari FKG UI.
Dokter Rani adalah sapaan beliau. Menamatkan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) di Universitas Padjajaran Bandung tahun 2005. Tahun 2008 beliau menyelesaikan Pendidikan Profesi di Universitas Padjajaran. Gelar Spesialis Kedokteran Gigi Anak berhasil beliau dapatkan tahun 2014 dari FKG UI.
Dokter Tia begitulah beliau kerap disapa. Beliau merupakan lulusan Kedokteran Gigi (S1) dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) tahun 2012. Pada tahun 2016, beliau berhasil menyelesaikan Pendidikan Profesi dari Universitas Indonesia.
Dokter Aji adalah sapaan akrab beliau. Dokter Aji menyelesaikan Pendidikan S1 Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia tahun 2011. Beliau juga menyelesaikan Pendidikan Profesi di Universitas Indonesia dan lulus tahun 2013. Tahun 2018 beliau berhasil mendapatkan gelar Spesialis Ortodonti (S2) dari Universitas Indonesia.
Dokter Dina, begitulah beliau kerap disapa. Beliau menyelesaikan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) di FKG UI pada tahun 2010 dengan predikat cumlaude. Pendidikan Profesi beliau juga selesaikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada taun 2017.
Dokter Atrya adalah sapaan akrab beliau. Menamatkan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) di Universitas Indonesia pada tahun 2008. Beliau berhasil memperoleh gelarSpesialis Konservasi Gigi 2018
Dokter Amiroh atau Dokter Ami begitulah beliau kerap disapa. Merupakan Lulusan Kedokteran Gigi (S1) FKG UI tahun lulus 2016. Dua tahun berselang, yakni tahun 2018 beliau berhasil menyelesaikan Pendidikan Profesinya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Dokter Saskia, begitulah sapaan akrab beliau. Menamatkan Pendidikan Kedokteran Gigi (S1) pada tahun 2016 dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Pada tahun 2018 beliau berhasil menyelesaikan Pendidikan Profesi dari Universitas Indonesia.
Dokter Delima adalah sapaan akrab beliau. Dokter Delima merupakan Dokter Umum dan Kecantikan di MHDC Clinic. Beliau merupakan lulusan Universitas Trisakti tahun 2014 dengan bidang kedokteran umum.
Dokter Dhila, begitulah beliau kerap disapa. Merupakan Lulusan Kedokteran (S1) Universitas Islam Indonesia tahun lulus 2012. Beliau juga menempuh Pendidikan Profesi di Universitas Islam Indonesia dan lulus tahun 2014.
Jihan Kemala, M.Psi, Psi atau yang biasa disapa Bu Hanny merupakan lulusan Pendidikan S1 Psikologi Universitas Indonesia tahun lulus 2000. Gelar Magister Psikologi Pendidikan beliau peroleh dari Universitas Indonesia pada tahun 2007.
Pak Rian, begitulah beliau kerap disapa. Beliau merupakan salah satu terapis di Klinik MHDC. Beliau berhasil menyelesaikan Pendidikan S1 jurusan Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia tahun 2009. Beliau tercatat sebagai Anggota Okupasi Terapis Indonesia (PP IOTI) dan menjadi pengurus pada tahun 2013-2017.
Dokter Ita adalah sapaan akrab beliau. Dokter Ita merupakan Dokter Umum di Medikids Clinic. Beliau merupakan lulusan Universitas Muhammadiyah Semarang tahun 2015 dan menyelesaikan profesi dokter umum di Universitas yang sama di tahun 2017
Dokter Apri adalah sapaan akrab beliau. Dokter Apri merupakan Dokter Umum di Medikids Clinic. Beliau merupakan lulusan Universitas Indonesia tahun 2016 dan menyelesaikan profesi dokter umum di Universitas yang sama di tahun 2018
Dokter lain adalah sapaan akrab beliau. Dokter Apri merupakan Dokter Umum di Medikids Clinic. Beliau merupakan lulusan Universitas Indonesia tahun 2016 dan menyelesaikan profesi dokter umum di Universitas yang sama di tahun 2018
Leave a Reply