Saat bercermin melihat ada gigi kamu berwarna keabuan lebih gelap dari gigi geligi di sebelahnya? Atau kamu mulai terbiasa mengunyah di satu sisi karena sisi lainnya ada gigi yang terasa tidak nyaman, sakit dan timbul gusi dan sariawan hilang timbul pada gigi tersebut. Kemungkinan besar kamu mengalami gigi busuk. Yuk simak untuk ketahui tanda-tandanya!
Penyebab Gigi Busuk
Ketika kerusakan gigi mencapai lapisan terdalam gigi (pulpa – saraf dan pembuluh darah) akibat lubang (karies) atau patah (trauma), bakteri mulut masuk ke dalam gigi memicu peradangan pada pulpa gigi atau disebut pulpitis. Pulpitis ditandai dengan keluhan gigi sakit dipicu rangsangan dingin dan panas atau bahkan sakit muncul tanpa sebab (sakit spontan). Sakit yang timbul terasa intens, tajam dan berdenyut.
Baca juga: Minuman Panas dan Dingin: Pemicu Gigi Ngilu yang Jarang Disadari
Keluhan sakit dapat bertahan dalam hitungan hari sampai bulan hingga terjadinya kematian saraf gigi. Pada situasi tertentu gejala sakit dapat tidak muncul sama sekali namun infeksi tetap terjadi hingga saraf gigi kehilangan fungsi akibar saraf sudah mati. Pada tahap ini dapat disebut dengan gigi busuk atau nekrosis pulpa. Keadaan ini ditandai dengan gigi tidak terasa sakit lagi dan ada perubahan warna gigi menjadi keabuan.

Sementara gigi mengalami “mati rasa”, infeksi bakteri yang memicu peradangan di dalam gigi terus berlanjut dan meluas hingga ke akar gigi dan ujung akar gigi. Jika penyebaran sudah mencapai ujung akar atau dikenal sebagai abses gigi, timbulah rasa sakit jika gigi dipakai untuk mengunyah. Selain itu muncul sariawan pada gusi di sekitar gigi (fistula) atau bahkan membengkak. Apabila keadaan ini dibiarkan, maka infeksi akan terus menjalar ke anggota tubuh lainnya hingga area rahang, leher, dagu, dan dada sehingga menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan mengancam nyawa.
Tanda Gigi Busuk
Mengenali tanda dan gejala gigi dan akar gigi busuk sedini mungkin meningkatkan persentase keberhasilan perawatan gigi. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Ketidaknyamanan atau sakit
Individu dengan gigi busuk mengalami sakit dengan tingkat yang bervariasi. Mulai dari tanpa gejala sama sekali hingga sakit yang sangat menganggu aktifitas sehari-hari. Setiap individu dapat mengalami satu atau lebih ciri berupa:
Sakit gigi
Sakit gigi terasa intens, tajam dan berdenyut terus menerus tanpa sebab atau ketika gigi digunakan untuk makan, minum, atau saat menggigit.
Sensitivitas gigi
Rasa sakit dan sensitif terhadap panas, dingin, dan makanan atau minuman manis yang berkepanjangan walaupun rangsangan telah hilang.
Hilangnya kepekaan rasa sakit pada gigi
Gigi tidak lagi terasa sakit meski terkena rangsangan panas maupun dingin. Namun, rasa sakit muncul saat gigi dikatupkan (menggigit satu sama lain dan gigi dipakai mengunyah
Sakit yang menyebar
Pada beberapa kasus, sakit akibat gigi busuk dapat menyebar ke rahang, leher, atau bahkan dada yang mengindikasikan kondisi yang lebih parah dan memerlukan tindakan segera.

2. Perubahan warna pada gigi
Rusaknya pembuluh darah di dalam gigi menyebabkan kebocoran darah dan produk turunannya, zat besi terserap ke lapisan kedua gigi, dentin. Hasilnya, terjadinya perubahan warna gigi keabuan atau disebut diskolorasi gigi. Keluhan lain yang juga dapat dirasakan pada gigi adalah
- Gusi bengkak
- Timbul lentingan atau sariawan pada gusi
- Bau mulut yang tidak sedap

Komplikasi berikut juga dapat dipicu oleh gigi busuk
- Ludwig angina: penyebaran infeksi gigi pada jaringan lunak bawah lidah dan leher
- Mediastinitis: penyebaran infeksi pada ruang tubuh di sekitar organ pada dada
- Osteomyelitis: penyebaran infeksi pada tulang rahang
- Infeksi sinus atau sinusitis (terutama pada gigi busuk pada gigi belakang rahang atas
- Iritasi kulit

Cara mengatasi gigi busuk
Menghilangkan sumber infeksi adalah cara utama untuk tuntaskan masalah gigi busuk. Berikut pilihan perawatan untuk mengatasi gigi busuk:
Perawatan saluran akar
Perawatan Saluran Akar (PSA) dikenal sebagai perawatan saraf gigi adalah prosedur menghilangkan infeksi pada saraf yang telah terinfeksi. Tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis konservasi gigi ini meliputi pembersihan area terdalam gigi hingga saluran akar menggunakan alat khusus. Area yang telah bersih dan kosong (tidak ada lagi saraf dan pembuluh darah sudah terinfeksi lagi) selanjutnya digantinkan dengan bahan pengisi khusus saluran akar untuk mencegah infeksi berulang. Selain itu, mahkota gigi yang telah rusak dibentuk kembali dengan tambalan langsung atau mahkota tiruan. Rangkaian perawatan harus melalui tahap konsultasi dengan dokter gigi secara menyeluruh agar gigi dapat berfungsi optimal setelah perawatan selesai.

Pencabutan
Keputusan pencabutan harus melalui rangkaian pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan klinis dan foto rontgen gigi oleh dokter gigi. Alasan utama dipilihkan pencabutan yaitu ketika gigi rusak parah dan sisa struktur yang ada tidak bisa mendukung bahan untuk mengganti struktur gigi yang hilang. Jika pencabutan gigi dilakukan, maka setelahnya harus dibuatkan gigi tiruan seperti implan gigi untuk mencegah masalah sendi rahang dan pencernaan yang kompleks akibat kehilangan gigi.
Pencegahan Gigi Busuk
Umumnya kondisi gigi busuk terabaikan karena tindak menimbulkan gejala yang mengganggu. Akan tetapi, jika ditemukan tanda-tandanya dan tetap diabaikan, kondisi gigi busuk dapat memicu infeksi yang semakin parah dan bahkan dapat mengancam nyawa ketika infeksi sudah menyebar ke area tubuh yang lain.
Usaha untuk mencegah gigi dari kondisi gigi busuk adalah dengan melakukan sikat gigi dua kali sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur malam) dengan teknik yang benar, serta didukung dengan pembersihan sela gigi dengan benang gigi setiap hari setidaknya malam sebelum tidur. Selain itu, kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali dapat membantu dokter gigi mendeteksi dini kondisi gigi busuk.
Jika tanda gigi busuk muncul, konsultasikan segera dengan dokter gigi untuk mendapatkan tindakan yang tepat sehingga terhindar dari masalah yang lebih kompleks. Kunjungi MHDC Clinic dan Medikids by MHDC Group terdekat untuk kunjungan rutin ke dokter gigi dan konsultasikan masalah gigi yang kamu alami!
Ditulis oleh: drg Amalia Vitariyani
Direview oleh: drg Rizky Aditiya Irwandi, M.Sc