fbpx

Misi Penyelamatan Gigi yang Terinfeksi dengan Apeksifikasi

Bagikan :

apeksifikasi gigi

Gigi yang terinfeksi atau memiliki masalah perkembangan akar bisa menjadi sumber nyeri dan ketidaknyamanan. Salah satu prosedur yang digunakan untuk menyelamatkan gigi dalam kondisi tersebut adalah apeksifikasi. Prosedur ini membantu menjaga gigi yang tidak berkembang dengan baik atau terinfeksi agar tetap bertahan, menghindari kebutuhan untuk ekstraksi. Artikel ini akan membahas apa itu apeksifikasi, tujuan prosedur ini, serta bagaimana prosedur ini dilakukan dalam perawatan saluran akar.

Apa itu Apeksifikasi?

Apeksifikasi adalah prosedur perawatan saluran akar yang dilakukan untuk menutup ujung akar gigi yang tidak tertutup dengan sempurna, biasanya pada gigi yang terinfeksi atau gigi yang akar-akarnya belum berkembang sepenuhnya. Prosedur ini bertujuan untuk menstimulasi pembentukan jaringan keras di ujung akar gigi yang tidak berkembang normal, dengan tujuan menghindari infeksi lebih lanjut dan memungkinkan penyembuhan pada gigi tersebut.

Pada gigi yang memiliki akar yang belum sepenuhnya berkembang, seperti pada pasien anak-anak atau remaja, bagian ujung akar sering kali belum terbentuk sepenuhnya, yang dapat membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Apeksifikasi dapat menjadi alternatif untuk membantu gigi bertahan dalam mulut dan tetap fungsional.

apeksifikasi
Apeksifikasi untuk menutup ujung akar gigi yang tidak tetutup dengan sempurna (source)

Kapan Apeksifikasi Diperlukan?

Apeksifikasi umumnya diperlukan pada kondisi berikut:

  1. Gigi dengan akar yang belum berkembang sepenuhnya: Hal ini sering terjadi pada anak-anak atau remaja di mana akar gigi permanen belum sepenuhnya terbentuk.
  2. Gigi yang mengalami infeksi saluran akar: Ketika gigi mengalami infeksi pada bagian dalam saluran akar yang tidak dapat diobati hanya dengan pengobatan konvensional, apeksifikasi menjadi solusi untuk mencegah ekstraksi gigi.
  3. Gigi dengan trauma atau patah yang mempengaruhi akar: Pada kasus trauma gigi yang menyebabkan akar tidak berkembang dengan sempurna, apeksifikasi memungkinkan penyembuhan dan mencegah pengangkatan gigi.

Apeksifikasi sering dibandingkan dengan apexogenesis, sebuah prosedur di mana pembentukan akar gigi diteruskan hingga mencapai kondisi normal. Apeksogenesis biasanya dilakukan pada gigi anak yang masih dalam tahap perkembangan, sementara apeksifikasi digunakan ketika akar gigi sudah tidak dapat berkembang lagi.

Prosedur Apeksifikasi

Prosedur apeksifikasi dilakukan dengan beberapa langkah, yang biasanya melibatkan beberapa kali kunjungan ke dokter gigi. Berikut adalah tahap-tahap utama dalam prosedur ini:

  1. Persiapan awal: Pada kunjungan pertama, dokter gigi akan melakukan pemeriksaan klinis dan radiografi untuk memastikan bahwa prosedur apeksifikasi diperlukan. Pemeriksaan ini akan menunjukkan sejauh mana akar gigi berkembang dan apakah ada infeksi.
  2. Pembersihan saluran akar: Gigi yang terinfeksi akan dibersihkan dari jaringan yang rusak dan infeksi di dalam saluran akar menggunakan alat khusus.
  3. Pengisian akar: Setelah saluran akar dibersihkan, ujung akar akan diisi dengan bahan pengisi khusus. Umumnya, bahan yang digunakan adalah kalsium hidroksida atau MTA (Mineral Trioxide Aggregate), yang dapat merangsang pembentukan jaringan keras di ujung akar.
  4. Pemantauan pasca-perawatan: Setelah prosedur selesai, pasien biasanya diminta untuk kembali beberapa kali untuk pemantauan dan radiografi untuk memastikan bahwa proses penyembuhan berjalan dengan baik.

Keuntungan Apeksifikasi

Apeksifikasi menawarkan beberapa keuntungan penting, antara lain:

  • Menyelamatkan gigi yang bermasalah: Prosedur ini memberikan kesempatan untuk mempertahankan gigi yang seharusnya diekstraksi, terutama pada gigi permanen yang belum berkembang secara penuh.
  • Menghindari ekstraksi: Dalam banyak kasus, apeksifikasi bisa menjadi solusi terbaik untuk mencegah pencabutan gigi yang terinfeksi atau bermasalah.
  • Memperpanjang usia gigi: Gigi yang diterapi dengan apeksifikasi dapat bertahan lebih lama dan tetap berfungsi dengan baik.

Risiko dan Potensi Komplikasi

Meski memiliki banyak keuntungan, apeksifikasi juga memiliki beberapa risiko dan potensi komplikasi, antara lain:

  • Kegagalan pengisian akar: Jika bahan pengisi tidak mengisi ujung akar dengan baik, prosedur ini bisa gagal, dan infeksi bisa kembali terjadi.
  • Infeksi ulang: Proses penyembuhan gigi bisa terganggu oleh infeksi baru jika tidak ditangani dengan benar.
  • Kegagalan pembentukan ujung akar: Tidak semua kasus apeksifikasi berhasil dalam merangsang pembentukan jaringan keras pada ujung akar, yang dapat menyebabkan perlunya perawatan lanjutan atau ekstraksi gigi.

 

Namun, risiko ini dapat diminimalkan dengan prosedur yang tepat dan pemantauan berkala oleh dokter gigi.

Pasca-Pelaksanaan Apeksifikasi

Setelah prosedur apeksifikasi, dokter gigi akan memantau perkembangan gigi untuk memastikan bahwa ujung akar berhasil tertutup dan tidak ada infeksi ulang. Pemantauan dilakukan melalui pemeriksaan klinis dan radiografi secara berkala. Pasien mungkin perlu melakukan perawatan lanjutan, seperti pemasangan mahkota atau restorasi pada gigi yang telah melalui prosedur ini.

Kesimpulan

Apeksifikasi adalah prosedur yang penting dalam dunia kedokteran gigi, terutama untuk menyelamatkan gigi yang akar-akarnya belum berkembang sepenuhnya atau terinfeksi. Dengan prosedur ini, gigi yang seharusnya diekstraksi bisa tetap dipertahankan, mengurangi kebutuhan untuk ekstraksi gigi, dan memperpanjang usia gigi tersebut. Bagi pasien yang mengalami masalah dengan saluran akar, apeksifikasi bisa menjadi pilihan yang efektif untuk mempertahankan kesehatan gigi.

Jika Anda memiliki gigi yang bermasalah dengan akar atau terinfeksi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mengetahui apakah prosedur apeksifikasi adalah solusi yang tepat. Di Klinik MHDC dan Medikids, kami siap memberikan perawatan profesional untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut Anda. Jangan biarkan masalah gigi mengganggu aktivitas Anda, segera lakukan pemeriksaan untuk mendapatkan solusi yang terbaik dan menjaga kualitas hidup Anda. 

reservasi

Referensi

  1. Trope, M. (2002). “Apexification: A review.” Endodontic Topics, 1(1), 114-126.
  2. Cohen, S., & Hargreaves, K. M. (2011). Pathways of the Pulp (10th ed.). Elsevier.
  3. American Association of Endodontists. (2017). “Apexification and Apexogenesis: A Guide to Successful Root Canal Treatment.”
  4. Gopikrishna, V., et al. (2010). “Apexification: An Update.” Journal of Conservative Dentistry, 13(3), 169-173.

Instagram MHDC GROUP