Sakit gigi yang menjalar hingga menyebabkan sakit kepala adalah kondisi yang sangat mengganggu. Kombinasi rasa nyeri ini tidak hanya menyulitkan aktivitas harian tetapi juga dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan. Penyebabnya bisa berasal dari masalah pada gigi dan jaringan pendukungnya, atau dari kondisi lain di luar area gigi yang menimbulkan nyeri serupa.
Penyebab Sakit Gigi disertai Sakit Kepala
Penyebab dari Gigi dan Jaringan Pendukung Gigi:
1. Pulpitis
Kerusakan gigi yang telah dekat atau telah mencapai saraf gigi sering menimbulkan nyeri tajam, menusuk, atau bahkan nyeri tumpul yang menjalar. Nyeri ini dapat terlokalisasi di satu gigi ataupun menyebar difus ke area lain sehingga sulit untuk diidentifikasi area penyebabnya. Kadang nyerinya segera hilang setelah iritan penyebab nyeri dihilangkan, namun ada yang berupa nyeri yang bertahan lama setelah rangsangan dihilangkan. Nyeri bisa berupa nyeri spontan tanpa penyebab yang jelas, terutama saat malam hari.
2. Hipersensitivitas Dentin
Rasa nyeri tajam yang muncul akibat rangsangan dingin, panas, sentuhan atau makanan asam, manis, dan pedas. Hipersensitivitas ini sering disebabkan oleh gigi terkikis, akar gigi yang terekspos akibat adanya penurunan gusi, atau efek dari perawatan bleaching gigi.
3. Abses Gigi
Infeksi bakteri di sekitar akar gigi menyebabkan nyeri hebat spontan, nyeri saat gigi ditekan, pembengkakan gusi, dan sering disertai nanah.
4. Impaksi Makanan
Makanan yang terjebak di antara dua gigi yang titik kontaknya sudah tidak baik, terutama makanan yang berserat seperti daging, dapat menyebabkan rasa nyeri lokal, bengkak, hingga peradangan gusi. Nyeri ini dapat diredakan dengan membersihkan area titik kontak gigi dengan benang gigi, namun dapat terulang kembali jika titik kontak gigi tidak diperbaiki dan terjadi nyelipnya makanan kembali.
5. Pericoronitis
Radang gusi yang menutupi gigi bungsu yang sedang tumbuh sering menyebabkan nyeri berdenyut yang menjalar ke kepala atau leher, pembengkakan dan kemerahan pada gusi, pembengkakan wajah, dan kesulitan membuka mulut. Kondisi ini umum terjadi pada usia remaja hingga dewasa muda. Kondisi ini biasanya ditangani dengan larutan antiseptik, obat pereda nyeri, antibiotik jika perlu, serta pembersihan sekitar gigi bungsu.
Baca juga: Bengkak di Gusi Belakang? Waspada Perikoronitis
6. Trauma Oklusal
Tekanan gigitan yang tidak seimbang, seperti akibat kebiasaan menggertakkan gigi, kebiasaan menggigit terlalu kencang, atau tambalan yang terlalu tinggi, dapat memicu nyeri pada jaringan pendukung gigi, kegoyangan dan keausan gigi seiring waktu, meningkatkan sensitivitas dentin.
Baca juga: Bruxism : Grinding, Clenching dan Pengaruhnya pada Gigi
Penyebab Non-Gigi
1. Sinusitis
Infeksi sinus maksilaris sering menimbulkan rasa nyeri seperti sakit gigi di sekitar akar gigi belakang rahang atas yang dapat menjalar ke kepala. Nyeri ini sering disertai gejala khas sinusitis lainnya, seperti hidung tersumbat, tekanan pada area wajah, terutama di sekitar pipi dan dahi.
2. Angina pektoris
Nyeri dada akibat gangguan aliran darah ke jantung dapat menjalar ke rahang bawah, menyerupai sakit gigi.
3. Nyeri Otot atau Saraf
Kondisi seperti nyeri miofasial, neuralgia trigeminal, atau disfungsi sendi temporomandibular (TMJ) sering mirip gejala sakit gigi.
4. Odontalgia Atipikal
Nyeri yang terasa seperti sakit gigi tanpa penyebab medis yang jelas, sering kali berpindah antar gigi, sulit diidentifikasi, dan dianggap sebagai nyeri wajah idiopatik persisten.
Cara Mengobati Sakit Gigi Disertai Sakit Kepala
Obat Sakit Gigi disertai Sakit Kepala
Sebagian besar kasus sakit gigi bersifat inflamasi, sehingga obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen yang tersedia bebasdianjurkan. Berdasarkan rekomendasi American Dental Association, berikut adalah panduan penggunaan analgesik sesuai tingkat nyeri.
- Nyeri Ringan: Ibuprofen 200-400 mg setiap 4-6 jam.
- Nyeri Ringan hingga Sedang: Ibuprofen 400-600 mg setiap 6 jam selama 24 jam, dilanjutkan dengan 400 mg sesuai kebutuhan.
- Nyeri Sedang hingga Berat: Kombinasi ibuprofen 400-600 mg dan parasetamol 500 mg setiap 6 jam selama 24 jam.
- Nyeri Berat: Kombinasi ibuprofen 400-600 mg, parasetamol 650 mg, dan hidrokodon 10 mg setiap 6 jam selama 24-48 jam.
Selain NSAID, beberapa obat lain juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri gigi, seperti:
- Cataflam 50 mg: kalium diklofenak yang bekerja sebagai antiinflamasi dan antinyeri.
- Asam Mefenamat 500 mg: Obat antiinflamasi yang efektif untuk nyeri ringan hingga sedang sebagai pereda nyeri untuk sakit gigi dan sakit kepala
- Paracetamol 500 mg: Cocok untuk meredakan nyeri gigi, sakit kepala, nyeri otot, sekaligus menurunkan demam.
Pendekatan Klinis Sakit Gigi
Untuk memastikan penyebab sakit gigi dan mengatasi keluhan secara tuntas, penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi. Beberapa langkah penanganan klinis yang mungkin dilakukan meliputi:
- Edukasi Kesehatan Gigi: Memberikan panduan tentang cara menjaga kebersihan mulut dan manajemen nyeri.
- Pengangkatan Karies Gigi: Membersihkan bagian gigi yang berlubang, kemudian menambalnya.
- Perawatan Saluran Akar: Mengobati infeksi atau peradangan pada saraf gigi untuk mempertahankan fungsi gigi.
- Pencabutan Gigi: Mengangkat gigi yang sudah tidak dapat diselamatkan.
- Debridemen: Membersihkan area gigi atau jaringan mulut yang terinfeksi atau meradang.
Dengan kombinasi pengobatan yang tepat dan perawatan dari dokter gigi, nyeri gigi yang disertai sakit kepala dapat ditangani secara efektif. Jangan ragu untuk segera berkonsultasi apabila rasa nyeri terus berlanjut atau semakin parah.
Manfaatkan promo spesial untuk perawatan gigi! Klik di sini untuk tahu detailnya
Pencegahan Sakit Gigi disertai Sakit Kepala
Dalam mencegah sakit gigi, penting untuk menjaga keseimbangan antara faktor yang menyebabkan kerusakan gigi dan faktor protektif yang menjaga kesehatan gigi.
- Hindari konsumsi berlebihan makanan dan minuman manis
- Pastikan kebersihan mulut terjaga dengan baik melalui rutin menyikat gigi dan menggunakan benang gigi
- Konsumsi air putih yang cukup dan mengunyah permen karet xylitol
- Gunakan pasta gigi dengan kandungan fluoride yang membantu menguatkan enamel gigi
- Manajemen stres untuk meminimalisir menggertakkan gigi, serta menggunakan night guard
- Kontrol ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk mencegah masalah gigi dan mulut.
Dengan langkah ini, risiko sakit gigi dapat diminimalkan secara signifikan. Dan jika sakit gigi terjadi, jangan ragu untuk ke dokter gigi terdekat, kamu bisa ke Klinik Medikids atau MHDC terdekat dari lokasimu. MHDC Group memiliki dokter-dokter berpengalaman yang akan menangani masalah gigi kamu dengan ramah dan profesional. Kamu juga bisa memanfaatkan benefit asuransimu untuk perawatan gigi di klinik Medikids dan MHDC.
Referensi:
- Telgote A. Comprehensive Approaches to the Treatment and Prevention of Toothache: A Review. JIMP [Internet]. 2024 Oct. 28 [cited 2024 Nov. 28];1(03):14-25.
- Parameswaran A. Grossman’s endodontic practice – 14th edition. Endodontology [Internet]. 2021 Jan 1;33(2):118.
- Glickman GN. AAE consensus conference on diagnostic terminology: background and perspectives. J Endod 2009;35:1619.
- Sanders JL, Houck RC. Dental Abscess. [Updated 2023 Feb 20]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-.