Anak yang tumbuh dan berkembang dengan sehat serta terhindar dari penyakit merupakan impian setiap orang tua. Adapun salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan imunisasi.
Apa perbedaan imunisasi dan vaksinasi?
Imunisasi adalah salah satu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut anak tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Terdapat dua jenis imunisasi, yaitu imunisasi pasif dan imunisasi aktif.
- Imunisasi pasif adalah penyuntikkan suatu antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contoh pemberian imunisasi pasif adalah pemberian Anti Tetanus Serum (ATS) pada korban kecelakaan yang terluka dan belum mendapatkan vaksinasi tetanus.
- Imunisasi aktif adalah pemberian patogen yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Melalui imunisasi aktif, tubuh akan membentuk memori imunologi terhadap antigen tertentu sehingga jika terpapar kembali oleh mikroba tersebut di kemudian hari, tubuh dapat segera mengenali dan melawan mikroba tersebut dengan lebih efektif. Contoh imunisasi aktif meliputi vaksinasi terhadap penyakit seperti campak, polio, hepatitis B, dan difteri.
Imunisasi dan vaksinasi adalah dua konsep yang saling berkaitan dalam upaya melindungi anak dari penyakit. Imunisasi adalah proses membentuk kekebalan tubuh, sedangkan vaksinasi adalah metode untuk melaksanakan imunisasi aktif melalui pemberian vaksin.
Baca juga: Vaksin Varicella Efektif Cegah Cacar Air, Simak Penjelasannya!
Mengapa Vaksinasi Penting untuk Anak?
Vaksinasi sangat penting, terutama untuk anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan dan belum sekuat orang dewasa. Oleh karena itu, anak-anak lebih rentan terhadap serangan penyakit. Vaksinasi membantu melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi serius yang dapat menyebabkan komplikasi berat, kecacatan, atau bahkan kematian.
Selain itu, vaksinasi tidak cukup dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Setiap vaksin memiliki waktu pemberian yang berbeda tergantung pada usia anak dan jenis vaksin yang diberikan. Beberapa vaksin memerlukan dosis penguat (booster) agar kekebalan tetap optimal.
Kondisi yang Membuat Anak Tidak Boleh di Vaksin
Sebelum melakukan vaksinasi, penting untuk orang tua dan tenaga kesehatan memperhatikan beberapa kondisi yang dapat menghalangi pemberian vaksin pada anak, yaitu:
1. Vaksin yang memerlukan dosis ganda seperti DPT tidak boleh diulangi jika terjadi anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas yang hebat setelah pemberian vaksin sebelumnya
2. Vaksinasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang mengalami ensefalopati, anak dengan riwayat kejang demam dan panas >38 derajat celcius, serta anak dengan kelainan neurologis dan penyakit degeneratif
3. Vaksinasi BCG tidak boleh diberikan kepada anak yang menderita gangguan kekebalan tubuh, seperti penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita yang terinfeksi HIV, serta imunisasi ini tidak boleh dilakukan pada anak yang menderita TB atau menunjukkan hasil Mantoux test positif
4. Vaksinasi campak tidak boleh dilakukan pada anak yang mengalami infeksi akut dengan demam, terapi imunosupresi, alergi protein telur, hipersensitif dengan kanamisin dan eritromisin
5. Vaksinasi yang menggunakan vaksin hidup seperti vaksin BCG, OPV, Campak, MMR (Measles, Mumps, and Rubella), Varisela, Dengue, JE (Japanese Encephalitis), dan Yellow Fever perlu ditunda pada anak yang mengalami imunodefisiensi, setelah transfusi/terapi imunoglobulin, sindrom agammaglobulinemia, transplantasi dalam waktu enam bulan, anak yang menerima pengobatan imunosupresif seperti kortikosteroid dosis tinggi, agen alkilasi dan antimetabolit (obat obatan yang digunakan dalam kemoterapi), serta terapi radiasi.
6. Vaksinasi rotavirus, typhoid oral, dan korela perlu ditunda pada anak yang mengalami gastroenteritis hingga anak sembuh
Kapan vaksinasi harus diberikan?
Vaksinasi merupakan salah satu upaya penting dalam melindungi anak dari berbagai penyakit dengan meningkatkan kekebalan tubuh. Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa kondisi atau kontraindikasi yang harus diperhatikan. Dengan memperhatikan kontraindikasi ini, orang tua dan tenaga kesehatan dapat memastikan vaksinasi dilakukan dengan aman, tepat, dan optimal untuk mendukung tumbuh kembang anak yang sehat dan terlindungi dari penyakit. Pastikan anak Anda mendapatkan vaksinasi yang aman dan terpercaya yang dapat Anda lakukan di klinik MHDC ataupun klinik Medikids. Yuk, perhatikan kondisi anak Anda dan lakukan vaksin yang sesuai untuk mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal!
Referensi
- Galazka, A. M., Lauer, B. A., Henderson, R. H., & Keja, J. (1984). Indications and contraindications for vaccines used in the Expanded Programme on Immunization. Bulletin of the World Health Organization, 62(3), 357–366.
- Marimbi, Hanum. (2017). Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi dasar. Yogyakarta: Nuha Medika.
- Mulyani, Nina Siti dan Mega Rinawati. (2019). Imunisasi untuk Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
- Opri, R., Zanoni, G., Caffarelli, C., Bottau, P., Caimmi, S., Crisafulli, G., Franceschini, F., Liotti, L., Saretta, F., Vernich, M., & Peroni, D. G. (2018). True and false contraindications to vaccines. Allergologia et Immunopathologia, 46(1), 99–104. https://doi.org/10.1016/j.aller.2017.08.006
- Rahma, Marliana (2002). Buku Ajar Panduan Lengkap Imunisasi. Jakarta. Trans Info Media.
Sakti, Bimo. (2019). Pentingnya Imunisasi. Semarang: Mutiara Aksara.