Apakah Si Kecil sering menggertakkan gigi saat tidur? Kondisi ini dikenal dengan istilah bruxism. Menggertakkan gigi saat tidur adalah masalah yang cukup umum terjadi pada anak, tetapi seringkali diabaikan karena dianggap tidak berbahaya.
Apa Itu Bruxism?
Istilah bruxism mungkin masih terdengar asing bagi Parents. Jadi, apa itu bruxism sebenarnya?
Bruxism adalah kebiasaan menggertakkan atau menggesekkan gigi secara tidak sadar yang sering terjadi pada anak. Kebiasaan ini bisa terjadi baik saat tidur maupun saat terjaga.
Bruxism saat tidur dikenal sebagai sleep bruxism, sementara bruxism yang terjadi saat terjaga disebut awake bruxism. Namun, menggertakkan gigi saat tidur lebih sering terjadi.
Perbedaan Clenching dan Bruxism
Clenching dan bruxism sering dianggap sama karena dapat menyebabkan ketegangan pada otot rahang dan kerusakan pada gigi jika dibiarkan. Namun, sebenarnya perbedaan clenching dan bruxism cukup jelas.
Clenching merupakan tindakan mengepalkan rahang secara kuat tanpa gerakan menggesekkan gigi. Biasanya, clenching dilakukan secara sadar atau setengah sadar, baik saat siang maupun malam hari.
Sementara itu, bruxism lebih banyak melibatkan gerakan menggertakkan atau menggesekkan gigi yang dilakukan tanpa sadar. Contohnya, menggertakkan gigi saat tidur hingga menyebabkan suara berisik dan mengganggu orang lain yang tidur di dekatnya.
Penyebab Bruxism pada Anak
Bruxism pada anak dapat dipicu oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi fisik maupun psikologis. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat memicu menggertakkan gigi pada anak:
Faktor Fisik
Maloklusi atau ketidaksejajaran antara gigi atas dan bawah adalah kondisi fisik yang menyebabkan bruxism. Anak-anak yang memiliki gigitan tidak sejajar mungkin lebih berisiko menggertakkan gigi karena rahang berusaha mencari posisi yang nyaman.
Pertumbuhan Gigi
Pada usia tertentu, anak mungkin mengalami ketidaknyamanan akibat pertumbuhan gigi, baik gigi susu maupun gigi permanen. Untuk meredakan ketidaknyamanan ini, mereka sering kali menggertakkan gigi saat tidur.
Stres dan Kecemasan
Perasaan cemas karena sekolah, hubungan sosial, atau perubahan besar dalam hidup dapat memicu bruxism pada anak. Anak-anak mungkin menggertakkan gigi sebagai cara untuk melepaskan ketegangan, bahkan tanpa mereka sadari.
Masalah Tidur
Sleep apnea dapat memicu bruxism pada anak. Sleep apnea adalah kondisi di mana pernapasan terganggu selama tidur sehingga menyebabkan henti napas sementara. Hal ini memicu tubuh bereaksi dengan berbagai cara, termasuk menggertakkan gigi saat tidur.
Cara Mengatasi Bruxism pada Anak
Mengatasi bruxism pada anak membutuhkan pendekatan holistik, mulai dari penggunaan alat khusus untuk mencegah kerusakan gigi hingga pengelolaan stress. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai cara menghilangkan menggertakkan gigi pada anak:
Pemeriksaan Gigi
Memeriksakan gigi ke dokter gigi berpengalaman merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi kerusakan, keausan, atau masalah lainnya yang disebabkan oleh bruxism. Pemeriksaan ini juga membantu dalam menentukan penyebab yang mendasari sehingga dokter dapat memberikan penanganan yang tepat.
Menggunakan Night Guard
Pelindung gigi, atau yang disebut juga night guard, adalah alat khusus yang dibuat oleh dokter gigi untuk melindungi gigi saat tidur. Alat ini membantu mencegah gesekan antar gigi sehingga dapat mengurangi kerusakan gigi.
Perawatan Ortodontik
Jika bruxism disebabkan oleh masalah gigitan atau ketidaksejajaran gigi, dokter gigi mungkin menyarankan perawatan ortodontik, seperti menggunakan kawat gigi (braces). Dengan memperbaiki keselarasan gigi, tekanan berlebih pada rahang dapat berkurang sehingga kemungkinan menggertakkan gigi berkurang.
Splint Gigi
Splint gigi adalah alat sejenis pelindung gigi, tetapi biasanya lebih keras dan digunakan untuk kasus bruxism yang lebih parah. Alat ini membantu menjaga posisi rahang yang benar dan mencegah kerusakan gigi akibat gesekan. Splint dapat disesuaikan untuk berbagai ukuran gigi dan sering direkomendasikan jika penggunaan pelindung gigi standar tidak cukup efektif.
Pengelolaan Stres
Parents dapat mengajari Si Kecil teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan untuk mengurangi kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur. Jika perlu, membawa anak ke dokter gigi bisa menjadi langkah yang baik. Dokter gigi mungkin akan merujuk anak ke seorang profesional kesehatan mental atau terapis untuk menangani faktor psikologis yang mungkin berkontribusi pada bruxism, seperti stres atau kecemasan.
Mengatasi bruxism bukan hanya penting untuk kesehatan gigi, tetapi juga untuk mengurangi ketidaknyamanan. Dengan penanganan yang tepat, anak dapat terhindar dari rasa sakit dan masalah terkait lainnya, seperti nyeri rahang dan gangguan tidur.
Ternyata, bruxism tidak bisa disepelekan ya, Parents! Apabila anak memiliki kebiasaan seperti penjelasan di atas, segera konsultasikan dengan dokter gigi berpengalaman di klinik MHDC untuk mendapatkan penanganan yang tepat.