Splinting gigi adalah prosedur kedokteran gigi yang bertujuan untuk menstabilkan gigi yang goyang dengan mengikatnya pada gigi tetangga. Prosedur ini membantu mengurangi kegoyangan gigi, namun keberhasilannya memerlukan kerja sama pasien dalam menjalani kontrol rutin ke dokter gigi. Penyebab kegoyangan gigi dapat berupa penyakit periodontal kronis, penyakit sistemik seperti diabetes, atau trauma dental yang merusak tulang dan gusi. Namun, splinting tidak dapat dilakukan jika oklusi gigi tidak stabil atau kondisi jaringan periodontal gigi lainnya tidak mendukung.
Manfaat Splinting Gigi
Splinting gigi memiliki beberapa manfaat utama, yaitu:
- Menstabilkan gigi goyang – Mengurangi kegoyangan gigi sehingga gigi lebih kokoh.
- Mengurangi rasa sakit – Gigi yang goyang sering menimbulkan rasa sakit akibat tekanan. Splinting membantu mendistribusikan tekanan sehingga rasa sakit berkurang.
- Mempertahankan fungsi gigi asli – Dengan menstabilkan gigi goyang, gigi tetap dapat menjalankan fungsinya, seperti mengunyah dan berbicara.
- Mencegah kehilangan gigi – Dengan menstabilkan gigi yang goyang, risiko kehilangan gigi dapat diminimalkan.
Jenis-Jenis Splinting Gigi
1. Splinting kawat
Splinting ini menggunakan kawat stainless steel yang difiksasi pada ⅓ servikal gigi.
2. Splinting kawat dan komposit
Splinting konvensional ini adalah yang paling umum digunakan di klinik. Kawat stainless steel dengan diameter 0,3–0,4 mm dikontur terlebih dahulu, lalu gigi dietsa, diberi perekat, dan kawat diposisikan di atasnya dengan bantuan komposit. Komposit diletakkan sedemikian rupa agar tidak menghalangi oklusi.
3. Splinting metal
Digunakan pada kasus fraktur maxillofacial akibat trauma dental. Metal bar diadaptasikan ke lengkung gigi dan difiksasi dengan kawat ligatur.
4. Splinting fiber
Splinting ini menggunakan bahan fiber yang tidak mencolok secara estetika, sehingga lebih nyaman secara visual bagi pasien.
5. Splinting komposit resin
Resin diaplikasikan pada permukaan fasial dan interproksimal gigi yang goyang serta gigi tetangganya. Namun, resin ini memiliki kelemahan, yaitu sulit dihilangkan karena perlekatannya yang sangat kuat pada email.
Prosedur Splinting Gigi
Langkah-langkah dalam prosedur splinting gigi meliputi:
1. Pemeriksaan awal
Dokter gigi melakukan pemeriksaan menyeluruh pada rongga mulut, termasuk foto rontgen dan pencetakan awal gigi untuk menentukan jenis splinting yang sesuai.
2. Perencanaan dan persiapan perawatan
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter gigi memastikan bahwa rongga mulut pasien bersih dan memiliki oral hygiene index (OHI) yang baik sebelum melanjutkan ke tahap pemasangan.
3. Pemasangan splinting gigi
Dokter gigi memasang splinting sesuai jenis yang telah dipilih. Proses ini dilakukan dengan hati-hati agar hasilnya optimal dan tidak mengganggu fungsi gigi.
4. Kontrol rutin
Pasien diharuskan melakukan kontrol 1 minggu setelah pemasangan untuk mengevaluasi keefektifan perawatan. Selanjutnya, kontrol rutin dilakukan setiap 3–6 bulan untuk memantau kondisi rongga mulut secara keseluruhan.
Splinting gigi adalah solusi efektif untuk menstabilkan gigi goyang dan menjaga kesehatan rongga mulut Anda. Dengan prosedur yang tepat dan perawatan rutin, gigi Anda dapat tetap berfungsi dengan baik. Untuk informasi lebih lanjut atau penanganan profesional, kunjungi MHDC Clinic atau Medikids Clinic terdekat. Jangan tunda perawatan gigi Anda – konsultasikan segera untuk mendapatkan senyum sehat dan percaya diri!
Ditulis oleh: drg Risa
Referensi:
- Guilermo B, Juan C, Carlos A. A Review of the Clinical Management of Mobile Teeth. Journal of Contemporary Dental Practice. 2002; 3(4):010-022.
- HAnna SZ, Katarzyna E. Best Splinting Methods in Case of Dental Injury–A Literature Review. Journal of Clinical Pediatric Dentistry. 2020;2(44)
- Shizrah J, Momina M, Rabia G. Conventional and contemporary approaches of splinting traumatized teeth: A review article. J Pak Med Assoc. 2020;2(70)
- Aulia D, Agung K. A Simple Way to Splint Teeth : A Case Report. The 4th Periodontics Seminar (PERIOS IV). 2019:107-110.