“Takut sakit” masih menjadi alasan utama banyak orang menunda ke dokter gigi. Padahal, sensasi sakit saat perawatan gigi sebenarnya bisa dihilangkan dengan pembiusan gigi.
Bius gigi dapat membuat pasien merasa lebih nyaman dan tenang. Namun, indikasi bius gigi harus melalui pertimbangan medis oleh dokter gigi. Selain itu, masih banyak pertanyaan dan kekhawatiran seputar bius gigi, mulai dari keamanannya hingga efek setelah tindakan. Melalui artikel ini, Anda akan mengenal apa itu bius gigi, jenis-jenisnya, serta bagaimana perannya dalam membuat perawatan gigi menjadi lebih nyaman dan aman.
Cara Kerja Bius Gigi
Bius gigi adalah obat anestesi yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri sementara pada gigi dan jaringan di sekitarnya selama tindakan perawatan. Obat ini bekerja dengan menghambat penghantaran sinyal nyeri dari saraf menuju otak. Ketika sinyal tersebut terblokir, otak tidak menerima pesan rasa sakit, sehingga pasien tetap merasa nyaman meskipun dokter gigi sedang melakukan tindakan.

Berapa Lama Bius Cabut Gigi Hilang
Efek bius gigi tidak bersifat permanen. Setelah beberapa jam, obat akan dicerna oleh tubuh dan sensasi kebas akan berkurang secara bertahap hingga kembali normal. Lama kerja bius dapat berbeda pada setiap orang, tergantung jenis obat, dosis, serta kondisi jaringan yang dirawat.
Jenis Bius Gigi
Dalam praktik sehari-hari, dokter gigi menggunakan beberapa jenis bius gigi yang disesuaikan dengan kebutuhan perawatan dan kondisi pasien.
1. Bius Topikal
Bius topikal diberikan dengan cara dioleskan atau disemprotkan pada permukaan gusi atau mukosa mulut. Biasanya digunakan sebelum penyuntikan bius lokal untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat jarum masuk. Bius topikal juga dapat digunakan pada tindakan gigi yang sangat ringan.

2. Bius Lokal
Bius lokal adalah jenis bius yang paling sering digunakan dalam perawatan gigi. Obat disuntikkan di sekitar gigi atau jaringan yang akan dirawat sehingga area tersebut menjadi mati rasa. Pasien tetap sadar dan bisa berkomunikasi dengan dokter gigi, tetapi tidak merasakan nyeri pada area tersebut.

3. Bius Sedasi
Bius sedasi digunakan pada pasien dengan kecemasan tinggi, pasien anak tertentu, atau pada tindakan gigi yang membutuhkan kenyamanan ekstra. Sedasi membantu pasien merasa lebih rileks atau mengantuk. Penggunaan sedasi dilakukan dengan indikasi yang jelas dan pengawasan ketat oleh tenaga medis.

Efek Samping Bius Gigi
Bius gigi tergolong aman dan telah digunakan secara luas dalam dunia kedokteran gigi. Keamanannya sangat bergantung pada ketepatan dosis, teknik pemberian, serta kondisi kesehatan pasien. Oleh karena itu, sebelum tindakan, dokter gigi akan menanyakan riwayat kesehatan, alergi, dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
Sebagian besar efek samping bius gigi bersifat ringan dan sementara, seperti:
- Rasa kebas pada bibir, pipi, atau lidah
- Kesemutan saat efek bius mulai menghilang
- Rasa tidak nyaman ringan di area suntikan
Efek ini umumnya akan hilang dalam beberapa jam. Reaksi alergi berat sangat jarang terjadi.
Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Mendapatkan Bius Gigi
Setelah perawatan gigi dengan bius, pasien dianjurkan untuk:
- Menunggu hingga rasa kebas benar-benar hilang sebelum makan
- Menghindari menggigit bibir, pipi, atau lidah tanpa sadar
- Mengikuti semua instruksi dokter gigi setelah tindakan
Jika rasa kebas berlangsung lebih lama dari yang seharusnya atau disertai keluhan lain, segera hubungi dokter gigi. Hubungi dokter gigi terdekat di klinik gigi yang kamu percaya, seperti klinik MHDC dan Medikids.
Baca juga: Dental Anxiety: Takut Ke Dokter Gigi Berlebihan, Apakah Wajar?
Kesimpulan
Bius gigi berperan penting dalam membuat perawatan gigi terasa lebih nyaman dan minim rasa nyeri. Dengan pemilihan jenis bius yang tepat serta pengawasan dokter gigi, berbagai tindakan gigi dapat dilakukan dengan aman, baik pada anak maupun dewasa. Pemahaman yang baik tentang bius gigi juga membantu mengurangi rasa takut, sehingga pasien tidak perlu lagi menunda perawatan gigi.
Jika Anda masih ragu atau memiliki keluhan pada gigi dan mulut, jangan menunggu hingga keluhan semakin berat. Anda dapat berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan gigi secara rutin di MHDC atau Medikids Clinic. Tim dokter gigi kami siap memberikan perawatan yang aman, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan Anda dan keluarga.
ditulis oleh: drg. Annisa Sittadewanti – Medikids Kalimalang
ditinjau oleh: drg. Rizky Aditiya Irwandi, MSc., Ph.D
Referensi Ilmiah
- Malamed, S. F. (2020). Handbook of Local Anesthesia (7th ed.). Elsevier.
- Becker, D. E., & Reed, K. L. (2012). Local anesthetics: Review of pharmacological considerations. Anesthesia Progress, 59(2), 90–102.
- American Dental Association. (2022). Guidelines for the Use of Sedation and General Anesthesia by Dentists.
- Meechan, J. G. (1999). Why does local anaesthesia not work occasionally? British Dental Journal, 186(1), 15–18.








