fbpx

Impaksi Gigi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Bagikan :

impaksi gigi

Impaksi gigi adalah kondisi di mana gigi tidak bisa tumbuh dengan normal dan terhalang atau terhambat oleh berbagai faktor, sehingga gigi tidak dapat tumbuh dengan normal dan sepenuhnya menembus permukaan gusi. Biasanya, impaksi gigi terjadi pada gigi geraham ketiga (geraham bungsu) yang tumbuh di bagian belakang rahang atas dan bawah. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi pada gigi lainnya. 

Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulut dan memerlukan perhatian khusus dari dokter gigi. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang impaksi gigi, termasuk penyebab, gejala, pencegahan, dan cara mengatasinya.

Penyebab Impaksi Gigi

Impaksi gigi dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, dan penyebabnya dapat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi individu. Beberapa penyebab umum impaksi gigi meliputi:

1. Ketidakcukupan Ruang

Salah satu penyebab utama impaksi gigi adalah kurangnya ruang di rahang untuk menampung pertumbuhan gigi baru. Gigi yang tidak memiliki cukup ruang untuk tumbuh dengan benar dapat terjebak atau terhimpit di dalam rahang, menyebabkan kondisi impaksi.

2. Faktor Anatomi Gigi dan Rahang

Adanya perubahan dalam anatomi rahang atau posisi gigi juga dapat menjadi penyebab impaksi. Struktur rahang yang tidak normal atau gigi yang tumbuh dengan posisi yang tidak tepat dapat menyebabkan gigi mengalami impaksi.

3. Masalah Pertumbuhan Gigi

Gangguan dalam proses pertumbuhan gigi juga dapat menyebabkan impaksi. Misalnya, pertumbuhan gigi yang tidak sejalan atau tidak sesuai dengan arah pertumbuhan normal dapat menjadi pemicu impaksi.

4. Ukuran dan Bentuk Gigi

Gigi yang besar atau memiliki bentuk yang tidak biasa juga dapat menjadi faktor risiko impaksi. Gigi yang lebih besar dari rata-rata atau memiliki bentuk yang aneh mungkin kesulitan menemukan ruang yang cukup untuk tumbuh.

5. Gigi Geraham Ketiga (Gigi Bungsu)

Gigi geraham ketiga, atau gigi bungsu, sering kali menjadi gigi yang paling rentan mengalami impaksi. Karena letaknya di bagian belakang rahang, seringkali sulit bagi gigi bungsu untuk tumbuh secara normal.

6. Perubahan Peradangan 

Adanya peradangan di sekitar akar gigi juga dapat menyebabkan impaksi. Kondisi ini dapat menghambat pertumbuhan gigi dan menyebabkan gigi terjebak di dalam rahang.

7. Genetika

Faktor genetika juga dapat memainkan peran dalam kecenderungan seseorang mengalami impaksi gigi. Jika anggota keluarga memiliki riwayat impaksi gigi, kemungkinan keturunan juga dapat mengalami kondisi serupa.

8. Ketidaknormalan dalam Perkembangan Rahang

Perkembangan rahang yang tidak normal, baik disebabkan oleh faktor genetika atau masalah pertumbuhan, dapat menciptakan kondisi di mana gigi tidak dapat tumbuh dengan bebas.

 

Jenis-Jenis Impaksi Gigi

Impaksi gigi dapat terjadi dalam berbagai jenis, tergantung pada arah pertumbuhan gigi yang terhambat. Berikut adalah beberapa jenis impaksi gigi yang umum terjadi:

1. Impaksi Vertical

Gigi tumbuh ke arah yang benar, tetapi terhambat oleh gigi tetangga atau struktur rahang lainnya. Meskipun gigi mungkin tumbuh secara vertikal, tetapi dapat mengalami kesulitan dalam menembus gusi dengan bebas.

2. Impaksi Horizontal

Pada jenis ini, gigi tumbuh sejajar dengan permukaan gusi. Hal ini dapat menyebabkan tekanan pada gigi tetangga dan menyebabkan rasa sakit. Gigi yang tumbuh secara horizontal dapat menimbulkan masalah kesehatan mulut yang signifikan.

3. Impaksi Mesioangular

Gigi tumbuh dengan membentuk sudut kurang dari 90 derajat ke arah depan. Hal ini dapat menyebabkan gigi menekan gigi tetangga di sebelahnya.

4. Impaksi Distoangular

Sebaliknya, pada impaksi distoangular, gigi tumbuh membentuk sudut kurang dari 90 derajat ke arah belakang. Jenis ini juga dapat memberikan tekanan pada gigi tetangga di sebelahnya.

5. Impaksi Palatal

Impaksi palatal terjadi ketika gigi tumbuh ke arah langit-langit mulut. Hal ini umumnya terkait dengan gigi geraham atas, dan pertumbuhan yang tidak normal dapat menyebabkan gigi menekan struktur di sekitarnya.

6. Impaksi Labial

Sebaliknya, pada impaksi labial, gigi tumbuh ke arah bibir. Jenis ini umumnya terjadi pada gigi geraham bawah dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan estetika.

7. Impaksi Soft Tissue

Gigi impaksi ini tumbuh di bawah permukaan gusi tanpa menembusnya. Meskipun tidak selalu menimbulkan rasa sakit, impaksi jaringan lunak dapat menyebabkan masalah kesehatan gusi dan dapat menjadi tempat berkembangnya infeksi.

8. Impaksi Bony

Impaksi bony terjadi ketika gigi impaksi tertanam dalam tulang rahang. Gigi mungkin tidak sepenuhnya terlihat atau terasa di atas permukaan gusi.

 

Gejala dan Tanda-tanda Impaksi Gigi

Impaksi gigi dapat menunjukkan berbagai gejala dan tanda-tanda yang perlu diperhatikan. Jika seseorang mengalami impaksi gigi, beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:

1. Nyeri atau Ketidaknyamanan

Gejala utama impaksi gigi adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan di area gigi yang terkena. Rasa sakit ini dapat bersifat terus-menerus atau muncul secara periodik.

2. Pembengkakan Gusi

Gusi di sekitar area gigi impaksi dapat membengkak dan terlihat merah. Pembengkakan ini bisa menjadi tanda peradangan atau infeksi.

3. Bau Mulut yang Tidak Sedap

Gigi yang terjebak atau terhimpit dapat menyulitkan pembersihan dengan menyikat gigi dan menggunakan benang gigi. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan bakteri, yang kemudian dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.

4. Ketidaknyamanan Saat Mengunyah

Gigi impaksi dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit saat mengunyah makanan. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa gigi impaksi sedang memberikan tekanan pada gigi tetangga atau jaringan sekitarnya.

5. Gangguan pada Gigi Tetangga

Gigi impaksi dapat memberikan tekanan pada gigi tetangga, yang dapat menyebabkan perubahan posisi atau penekanan pada gigi tersebut. Ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada gigi sekitarnya.

6. Pembengkakan di Sekitar Rongga Mulut

Selain pembengkakan gusi, impaksi gigi juga dapat menyebabkan pembengkakan di sekitar rongga mulut atau pipi, terutama jika terjadi peradangan yang signifikan.

7. Kesulitan Membuka Mulut Secara Penuh

Gigi impaksi, terutama jika terjadi pada gigi geraham, dapat menyebabkan kesulitan dalam membuka mulut secara penuh. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk makan atau berbicara dengan nyaman.

8. Rasa Sakit yang Menjalar ke Telinga atau Rongga Mulut Lainnya

Nyeri dari gigi impaksi dapat menjalar ke area sekitarnya, termasuk telinga atau rongga mulut lainnya.

9. Peningkatan Risiko Infeksi

Gigi impaksi dapat meningkatkan risiko infeksi di sekitar area gigi yang terkena. Infeksi dapat menyebabkan kondisi serius seperti pericoronitis.

 

Pencegahan Impaksi Gigi

Meskipun tidak semua kasus impaksi gigi dapat dicegah secara sepenuhnya, beberapa langkah pencegahan dapat membantu mengurangi risiko dan meminimalkan kemungkinan impaksi gigi. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:

1. Pemeriksaan Rutin oleh Dokter Gigi

Mengunjungi dokter gigi secara rutin untuk pemeriksaan gigi dapat membantu mendeteksi potensi impaksi gigi lebih awal. Dokter gigi dapat melakukan evaluasi secara menyeluruh dan memantau pertumbuhan gigi secara berkala.

2. Pemantauan Pertumbuhan Gigi

Dalam beberapa kasus, dokter gigi dapat menggunakan pencitraan seperti rontgen untuk memantau pertumbuhan gigi secara detail. Ini membantu dalam mendeteksi kemungkinan impaksi gigi sebelum gejala muncul.

3. Perawatan Gigi yang Baik

Praktik kebersihan gigi yang baik, termasuk menyikat gigi secara teratur dan menggunakan benang gigi, dapat membantu mencegah akumulasi plak dan bakteri di sekitar gigi. Kebersihan yang baik juga membantu menjaga kesehatan gusi.

4. Evaluasi Potensi Impaksi

Jika dokter gigi mendeteksi potensi impaksi gigi, langkah-langkah pencegahan atau perawatan awal dapat direkomendasikan. Evaluasi terhadap potensi impaksi dapat dilakukan dengan pencitraan dan pemeriksaan klinis.

5. Konsultasi sejak Dini

Jika ada tanda-tanda atau gejala yang mengindikasikan potensi impaksi gigi, segera berkonsultasi dengan dokter gigi. Tindakan dini dapat membantu mencegah perkembangan lebih lanjut dan mengurangi risiko komplikasi.

6. Evaluasi Anatomi Gigi dan Rahang

Pada beberapa individu, anatomi gigi dan rahang mungkin membuat mereka lebih rentan terhadap impaksi gigi. Evaluasi anatomi ini dapat membantu dalam menentukan langkah-langkah pencegahan yang sesuai.

7. Konsultasi Genetik

Jika ada riwayat keluarga impaksi gigi, konsultasi dengan dokter gigi atau spesialis gigi bedah dapat memberikan wawasan tambahan. Faktor genetik dapat menjadi pertimbangan dalam menilai risiko impaksi gigi.

8. Edukasi Pasien

Pasien perlu diberikan edukasi tentang tanda-tanda impaksi gigi dan tindakan pencegahan yang dapat diambil. Mengetahui gejala dan risiko impaksi gigi dapat membantu pasien untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan gigi mereka.

 

Pengobatan Impaksi Gigi

Pengobatan impaksi gigi melibatkan serangkaian langkah untuk mengatasi masalah pertumbuhan gigi yang terhambat. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umumnya dilakukan oleh dokter gigi untuk mengatasi impaksi gigi:

1. Pencitraan Radiografi

Pencitraan radiografi seperti rontgen digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang posisi dan arah pertumbuhan gigi impaksi. Ini membantu dokter gigi merencanakan strategi pengobatan yang sesuai.

2. Pemantauan dan Tindak Lanjut

Dokter gigi dapat melakukan pemantauan terhadap gigi impaksi untuk menilai perkembangan dan memutuskan apakah perlu tindakan lebih lanjut. Tindak lanjut ini penting untuk mengidentifikasi gejala atau komplikasi yang mungkin muncul.

3. Obat Pereda Nyeri dan Antiinflamasi

Untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan, dokter gigi dapat meresepkan obat pereda nyeri atau antiinflamasi. Ini membantu mengatasi ketidaknyamanan yang mungkin timbul akibat impaksi gigi.

4. Pencabutan Gigi Impaksi

Jika gigi impaksi menyebabkan masalah atau gejala yang signifikan, dokter gigi mungkin merekomendasikan pencabutan gigi tersebut. Prosedur ini dilakukan dengan hati-hati untuk meminimalkan ketidaknyamanan dan memastikan pemulihan yang optimal.

5. Operasi Pemotongan Gusi (Operasi Gingivectomy)

Dalam beberapa kasus, dokter gigi dapat melakukan operasi pemotongan gusi untuk mengakses gigi impaksi yang tertutup oleh jaringan lunak. Pemotongan gusi ini memungkinkan dokter gigi untuk mengakses gigi dengan lebih mudah.

6. Pengangkatan Jaringan Lunak atau Kista

Jika terdapat pembentukan kista atau pertumbuhan jaringan lunak yang menghalangi pertumbuhan gigi, dokter gigi dapat melakukan pengangkatan untuk menghilangkan hambatan tersebut.

7. Prosedur Bedah Tambahan (Jika Diperlukan)

Pada kasus yang lebih kompleks, seperti impaksi yang terjadi di dalam rahang, mungkin diperlukan prosedur bedah tambahan. Ini melibatkan pembentukan sayatan di rahang atau penanganan struktur tulang untuk memberikan ruang bagi pertumbuhan gigi.

8. Perawatan Pasca Operasi

Setelah prosedur pengobatan, pasien akan diberikan panduan perawatan pasca operasi. Ini mungkin mencakup penggunaan obat pereda nyeri, kompres dingin, dan instruksi tentang makanan lunak atau kebiasaan yang perlu dihindari.

9. Tindak Lanjut dan Evaluasi Rutin

Pasien akan menjalani tindak lanjut dengan dokter gigi untuk memastikan pemulihan yang optimal. Evaluasi rutin membantu mendeteksi potensi masalah atau komplikasi yang mungkin muncul.

10. Perencanaan Perawatan Jangka Panjang

Dokter gigi dapat merencanakan perawatan jangka panjang, termasuk pemeriksaan rutin dan perawatan preventif, untuk menjaga kesehatan gigi dan mencegah masalah serupa di masa depan.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk menentukan rencana pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi impaksi gigi masing-masing individu. Pemahaman dan kerjasama antara dokter gigi dan pasien sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.

Artikel ini ditinjau oleh: drg. Laila Novprianti

Instagram MHDC GROUP