Apakah kamu pernah atau sedang mengalami gusi bengkak dekat gigi paling belakang yang sedang tumbuh hingga terasa nyeri dan sulit membuka mulut? Kemungkinan kamu mengalami suatu kondisi yang dinamakan perikoronitis.
Apa Itu Perikoronitis?
Perikoronitis adalah peradangan gusi karena infeksi yang terjadi di sekitar gigi bungsu yang sedang tumbuh atau tumbuh sebagian (impaksi). Gigi bungsu merupakan gigi geraham paling belakang yang biasanya tumbuh paling terakhir. Sebelum tumbuh dengan sempurna, gigi ini ditutupi oleh gusi lunak yang disebut operkulum. Perikoronitis, atau disebut juga dengan operkulitis, terjadi ketika operkulum mengalami peradangan.
Penyebab Perikoronitis
Peradangan ini bisa terjadi karena terjebaknya sisa makanan di bawah operkulum akibat ada celah antara operkulum dengan gigi bungsu yang belum tumbuh sempurna. Adanya celah tersebut membuat sisa makanan mudah terjebak dan karena posisinya di paling belakang, pembersihan tidak bisa maksimal karena sulit dijangkau sikat gigi. Akibatnya mudah terjadi invasi dan infeksi bakteri pada area tersebut.
Perikoronitis juga bisa terjadi karena adanya trauma dari gigi bungsu atas. Ketika mengunyah, gigi bungsu atas akan menekan operkulum gigi bungsu bawah. Tekanan yang terus berulang itu akan menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada operkulum. Seringkali, sudah terjadi pembengkakan pada operkulum ditambah tekanan yang terus menerus dari gigi bungsu atas memperparah pembengkakan dan peradangan yang terjadi.
Beberapa faktor dapat memperberat terjadinya perikoronitis. Pasien dengan gangguan sistem imun, seperti pasien dengan diabetes tidak terkontrol atau gangguan imun akan lebih rentan terjadi perikoronitis. Perikoronitis juga dapat diperberat oleh kondisi tertentu yang dapat menurunkan respon imun sementara seperti stress, infeksi pernapasan, hingga menstruasi.
Gejala Perikoronitis
Tanda dan gejala perikoronitis dapat bervariasi bergantung dari ringan dan berat tingkat infeksinya. Pada infeksi yang ringan, tanda dan gejalanya hanya sebatas pembengkakan lokal pada operkulum disertai nyeri. Sedangkan pada infeksi yang sedang hingga berat, perikoronitis dapat menyebabkan pembengkakan hingga wajah, sulit membuka mulut dan menelan, nyeri sampai telinga dan sendi rahang, hingga demam. Selain itu, ciri khas dari perikoronitis juga terjadi keluarnya nanah disertai nyeri hebat ketika dilakukan penekanan pada operkulum.
Jika terdapat tanda dan gejala di atas, segera periksakan ke dokter gigi. Biasanya dokter akan menanyakan seputar keluhan yang dirasakan yang berkaitan dengan tanda dan gejala perikoronitis, serta melakukan pemeriksaan secara langsung. Selain itu, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan foto rontgen gigi untuk melihat apakah gigi mengalami impaksi atau tidak.
Baca juga: 8 Ciri Infeksi Setelah Cabut Gigi dan Penanganannya
Cara Mengatasi Perikoronitis
Penanganan perikoronitis bergantung pada tingkat keparahan infeksinya. Penanganan tersebut, dapat berupa:
- Pembersihan mulut
Jika pembengkakan masih kecil dan nyeri masih tergolong ringan, biasanya dokter gigi akan melakukan pembersihan untuk mengangkat sisa-sisa makanan yang terjebak di bawah operkulum serta menganjurkan pasien untuk melakukan kumur dengan air garam hangat atau obat kumur di rumah untuk menjaga agar area tersebut tetap bersih.
- Pemberian obat
Jika intensitas nyeri meningkat dan sudah tidak dapat ditahan, biasanya dokter akan meresepkan pereda nyeri seperti parasetamol dan ibuprofen. Sedangkan jika pembengkakan sudah lebih besar dan melibatkan pipi atau rahang, dokter akan menambahkan antibiotic, seperti amoxicillin atau clindamycin. Pemberian obat-obatan ini dilakukan setelah dilakukan pembersihan mulut
- Operasi operkulum (operkulektomi)
Jika peradangan dan sakit lebih parah atau jika perikoronitis terjadi berulang, biasanya dibutuhkan operasi bedah kecil untuk mengangkat operkulum. Hal ini dilakukan untuk mencegah sisa-sisa makanan terjebak di antara operkulum dan gigi bungsu
- Pencabutan gigi bungsu
Sebenarnya operkulum akan hilang sendiri jika gigi bungsu sudah tumbuh sempurna. Namun, jika terjadi impaksi, gigi bungsu tidak akan bisa tumbuh sempurna sehingga operkulum menetap dan resiko terjadinya perikoronitis meningkat.
Baca juga: Kapan Harus Mengangkat Gigi Bungsu Yang Terimpaksi?
Oleh karena itu, biasanya dokter gigi akan menyarankan untuk melakukan tindakan pencabutan gigi bungsu yang tidak bisa tumbuh normal. Dokter gigi akan merekomendasikan pencabutan gigi bungsu atas dan bawah sekaligus untuk mencegah gigi bungsu atas menggigit gusi bawah yang akan menyebabkan infeksi lainnya. Kamu bisa melakukan pencabutan gigi bungsu di klinik MHDC atau Medikids terdekat dari tempat tinggal kamu, serta menggunakan benefit asuransi kamu di klinik MHDC Group.