Gusi atau Gingiva merupakan jaringan yang melindungi dan mendukung akar gigi agar gigi dapat berfungsi di dalam mulut manusia. Kesehatan gusi sama pentingnya dengan kesehatan gigi itu sendiri. Kondisi gusi dapat dinilai dari tampilan gusi di dalam mulut. Hal-hal yang menjadi indikator adalah warna, tekstur dan adanya tanda-tanda peradangan.
Tanda Gusi Sehat
Warna gusi yang sehat adalah merah muda cerah, jika gusi terlihat merah terang dapat menjadi salah satu tanda adanya penyakit pada gusi. Tekstur gusi yang sehat terlihat firm dan stippled, kadang menyerupai tekstur kulit jeruk. Gusi yang sehat juga tidak memiliki tanda peradangan seperti berdarah, baik secara spontan maupun saat menyikat gigi atau membersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss) dan bengkak.
Resesi Gingiva
Resesi gingiva atau resesi gusi merupakan kondisi di mana posisi tepi jaringan gusi turun ke arah akar gigi dari posisi seharusnya, akibatnya sebagian permukaan akar gigi terbuka. Hal ini dapat menimbulkan masalah estetika dan hipersensitivitas dentin. Masalah estetika yang mungkin muncul adalah gigi terlihat lebih panjang dan hipersensitivitas dentin berupa gejala ngilu saat minum, makan, maupun berbicara.
Penyebab Resesi Gingiva
Resesi gingiva dapat dikelompokkan menjadi penyebab resesi gingiva akibat peradangan dan resesi gingiva tanpa peradangan. Namun kedua jenis penyebab ini dapat terjadi bersamaan dan berkontribusi terhadap terjadinya resesi gingiva.
Penyebab resesi gingiva akibat peradangan:
- Kebersihan mulut yang buruk: Penumpukan plak dan karang gigi berisi bakteri dapat menyebabkan peradangan pada gusi (berdarah) dan jika tidak dibersihkan akan merusak jaringan gusi.
- Gingivitis: Infeksi bakteri yang menyebabkan gangguan pada jaringan sokong gigi.
- Periodontitis: Infeksi bakteri kronis dari plak yang menyebabkan inflamasi periodontal.
- Merokok dan Konsumsi Tembakau: Merokok meningkatkan risiko pembentukan plak yang sulit dibersihkan.
Baca juga: Cara Membersihkan Mulut yang Efektif, Apa Saja Sih Tahapannya?
Penyebab resesi gingiva tanpa peradangan
- Cara menyikat gigi kurang tepat: Teknik menyikat gigi yang kurang tepat (gerakan arah horizontal di leher gigi) dan bulu sikat gigi yang kasar dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan gusi.
- Kebiasaan buruk: Kebiasaan buruk meletakkan benda pada gusi seperti ujung tumpul pulpen, pensil atau kuku jari dapat menyebabkan trauma dan akhirnya membuat resesi pada gusi.
- Permukaan akar yang menonjol: Bentuk akar tertentu dapat menyebabkan tulang alveolar di bawah gusi tipis, sehingga mudah terjadi kerusakan.
- Frenulum tinggi: Frenulum merupakan jaringan ikat yang menghubungkan pipi / bibir bagian dalam dengan gusi. Perlekatan frenulum yang tinggi (mendekati tepi gusi) dapat dapat menyebabkan resesi gusi.
- Malposisi gigi: Posisi gigi yang abnormal dalam lengkung rahang (maju mundur / tumpang tindih). Posisi ini dapat menyebabkan gangguan fungsional pada jaringan pendukung gigi, termasuk gusi.
- Trauma Oklusi: Trauma oklusi yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan kerusakan jaringan gusi.
- Penambahan usia: Resesi gusi cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia
Pencegahan Resesi Gingiva
- Sikat gigi secara teratur: Sikat gigi dengan sikat gigi bulu lembut, teknik yang tepat dan dilakukan dua kali sehari.
- Membersihkan sela gigi dengan benang gigi: Bersihkan sela gigi dengan benang gigi (flossing) setelah menyikat gigi, khususnya bagi individu dengan susunan gigi berjejal atau kurang rapi, karena seringkali ada bagian sela gigi yang tidak terjangkau bulu sikat gigi.
- Menggunakan obat kumur antibakteri: Pilih obat kumur antibakteri yang dapat digunakan setiap hari untuk menjaga kebersihan mulut, gunakan setelah sikat gigi.
- Rutin membersihkan karang gigi ke dokter gigi: Pemeriksaan kondisi gigi dan pembersihan karang gigi perlu dilakukan 6 bulan sekali oleh dokter gigi untuk mencegah resesi gingiva
Perawatan Resesi Gingiva
Jika terjadi resesi gingiva, diperlukan perawatan untuk mencegah resesi terjadi lebih lanjut maupun mengembalikan jaringan gusi ke posisi semula.
- Scaling dan Root Planing: Prosedur pembersihan gigi dari plak dan karang gigi yang dilakukan oleh dokter gigi.
- Agen antibiotik topikal: Infeksi bakteri lokal pada gusi akibat akumulasi plak dan kalkulus dapat diatasi dengan pemberian antibiotik topikal setelah scaling dan root planing oleh dokter gigi
- Bedah periodontal: Tindakan bedah periodontal dapat dilakukan pada gusi yang mengalami resesi untuk mengembalikan jaringan gusi ke posisi semula dengan berbagai prosedur. Diantaranya transplantasi jaringan gusi dan regenerasi jaringan gusi dengan penambahan bahan yang merangsang jaringan. Tindakan ini dapat dilakukan oleh dokter gigi spesialis periodonsia (jaringan pendukung gigi)
Menjaga kebersihan mulut dan kontrol rutin ke dokter gigi dapat dilakukan dengan mudah untuk mencegah terjadinya resesi gusi. Namun, jika sudah terjadi resesi gusi, Anda dapat berkonsultasi ke klinik MHDC maupun Medikids untuk mendapat perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Ditulis oleh: drg. Prima Aliifah
Referensi
https://www.researchgate.net/publication/327282318_Management_of_an_aberrant_mandibular_buccal_frenum_-A_case_report
https://www.bearddentistry.com/treatment/periodontics/gum-recession
https://www.periodontistwilmington.com/receding-gums/
Rateitschak et al. Color Atlas of Dental Medicine: Periodontology, 3rd Ed.