Penduduk Indonesia tidak pernah lepas dari yang namanya makanan ataupun minuman manis. Permen, wafer, kue, biskuit, minuman manis menjadi cemilan yang sangat disukai. Sajian seperti kopi ataupun teh tidak akan lengkap bila tanpa menggunakan bahan pemanis, yaitu gula. Namun sayangnya, terlalu sering mengkonsumsi makanan dan minuman manis justru memberi dampak buruk bagi kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang dapat timbul adalah masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering kita kenal dengan istilah karies gigi atau gigi yang berlubang. Oleh karena itu, dicari solusi lain untuk menggantikan gula jenis sukrosa sehingga masyarakat Indonesia tetap dapat mengkonsumsi makanan dan minuman manis tanpa harus khawatir akan mengalami masalah kesehatan gigi, seperti karies.
Apa itu Sorbitol?
Gula alkohol menjadi salah satu solusi yang ditemukan. Gula alkohol adalah gula yang komposisi kimianya terdiri dari tiga atau lebih kelompok hidroksil. Bentuk gula alkohol antara lain adalah sorbitol, xylitol, manitol, dulcitol, dan inositol. Sorbitol menjadi jenis gula alkohol yang lebih banyak digunakan karena bahan dasar pembuatannya lebih mudah diperoleh dan harganya lebih murah. Biasanya, sorbitol diproduksi dari tepung umbi tanaman singkong atau dapat ditemukan pada alga merah, tanaman berri, buah pir, apel, ceri, prune, peach dan aprikot. Tingkat kemanisan sorbitol diyakini lebih kecil dibandingkan sukrosa, yaitu sebesar 0,5-0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa dan kalori sorbitol hanya sebesar 2,6 kkal/gram.
Manfaat Sorbitol
Sorbitol baik digunakan sebagai pengganti gula sukrosa karena tidak bersifat kariogenik. Kariogenik maksudnya adalah sifat bahan makanan yang berkonsistensi lengket dan mudah menempel pada gigi sehingga mempermudah terjadinya pembentukan lubang pada gigi. Sorbitol termasuk dalam golongan gula alkohol yang mempunyai keunikan yaitu, gula alkohol yang tidak mempunyai gugus karbonil dalam rantainya. Beberapa keuntungan dari sifat dan keunikan yang dipunyai sorbitol dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tidak berpartisipasi dalam pembentukan asam pada plak gigi
Sorbitol kurang reaktif secara kimiawi daripada gula yang mempunyai ikatan aldose dan ketosa. Oleh karena itu, sorbitol tidak terlibat dalam pembentukan asam pada plak gigi.
2. Membantu proses netralisir asam oleh kapasitas buffer dari saliva
Proses fermentasi sorbitol tergolong lambat sehingga asam yang terbentuk di rongga mulut dapat segera dinetralisir oleh saliva.
3. Pembersih mulut
Sorbitol dalam bentuk permen karet dapat membantu meningkatkan rangsangan produksi air liur sehingga air liur yang keluar akan semakin banyak dan dapat membantu membersihkan rongga mulut secara alami.
Sorbitol di Kehidupan Sehari-hari
Biasanya sorbitol dapat ditemukan pada permen karet bebas gula, pasta gigi, maupun obat kumur. Meskipun sorbitol diyakini sebagai bahan pemanis yang dapat mengurangi potensi terjadinya gigi berlubang, penggunaan sorbitol tetap harus ada batasnya. Jumlah maksimum dari konsumsi sorbitol yang direkomendasikan adalah 150 mg sorbitol per kilogram berat badan setiap harinya. Konsumsi berlebihan dapat memicu terjadinya diare. Sediaan sorbitol paling baik yang dapat digunakan adalah dalam bentuk permen karet. Cukup dengan 6-7 gram sorbitol dalam bentuk permen karet yang dikunyah selama 20 menit saja, maka air liur yang diproduksi akan lebih cepat dan lebih banyak sehingga pembersihan mulut secara natural dapat terjadi dan permulaan karies dapat dicegah.
Demikian penjelasan tentang manfaat sorbitol bagi kesehatan gigi dan mulut. Bila terdapat keluhan gigi akibat terlalu sering konsumsi makanan atau minuman manis, silahkan berkonsultasi lebih lanjut di MHDC Clinic dan Medikids Clinic terdekat di daerah kamu.
ditulis oleh: drg. Wendy Nadya Vitasani Haloho