Masih bingung bagaimana cara merawat gigi anak berkebutuhan khusus?
Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak dengan keterbatasan fisik, perkembangan, mental, sensorik, perilaku, kognitif, atau emosional, yang dapat disebabkan oleh kondisi yang bersifat kongenital (bawaan sejak lahir), gangguan perkembangan, penyakit, trauma, dan faktor lingkungan. Beberapa contoh kondisi yang termasuk Anak Berkebutuhan Khusus adalah ADHD, spektrum autism, Down Syndrome, kelainan jantung, penyakit sistemik (seperti kanker, sickle cell), dan sebagainya. Kondisi tersebut dapat membatasi seorang anak dalam melakukan aktivitas sehingga membutuhkan manajemen kesehatan, intervensi pelayanan kesehatan, dan/atau membutuhkan program/pelayanan khusus.
Semua orang dapat mengalami masalah gigi dan mulut. Namun, Anak Berkebutuhan Khusus lebih berisiko mengalami masalah gigi dan mulut karena keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu, beberapa kondisi yang dimiliki Anak Berkebutuhan Khusus juga dapat berpengaruh langsung terhadap masalah pada gigi dan mulut. Misalnya, anak dengan cerebral palsy umumnya memiliki gigi berjejal, atau anak dengan sindrom genetik (seperti Down Syndrome) cenderung memiliki kelainan bentuk ukuran atau jumlah gigi. Jika dibiarkan, masalah tersebut bisa memburuk dan memengaruhi kesehatan umum anak.
Menurut American Academy of Pediatric Dentistry, mengurangi risiko penyakit gigi dan mulut merupakan bagian yang penting dalam pemeliharaan kesehatan rongga mulut Anak Berkebutuhan Khusus. Salah satu caranya adalah dengan memulai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di rumah (dental home) sejak usia dini.
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Rumah Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Upaya pemelihataan kesehatan gigi dan mulut yang paling penting adalah menyikat gigi. Sebelum gigi susu tumbuh, orang tua atau pengasuh dapat menggunakan kain atau kassa basah untuk membersihkan gusi, lidah bagian dalam pipi, serta bibir, setidaknya 2x sehari. Setelah gigi susu tumbuh, orang tua atau pengasuh dapat mulai menyikat gigi anak.
Dalam menyikat gigi anak, pilihlah waktu setelah makan sebelum anak terlalu lelah. Gunakan pasta gigi anak yang mengandung fluoride (selapis tipis/smear untuk anak di bawah 3 tahun dan sebiji kacang polong untuk anak di atas 3 tahun).
Cara Memilih Sikat Gigi ABK
- Pilih sikat gigi anak dengan kepala sikat kecil.
- Pilih bulu sikat yang halus, dan gagang yang besar agar lebih nyaman.
- Agar lebih termotivasi, anak dapat diajak untuk memilih sendiri sikat gigi yang memiliki warna atau karakter yang disukai.
- Sikat gigi diganti setiap 3-4 bulan sekali, atau lebih cepat jika rusak atau anak baru sakit.
- Jika anak kesulitan menggenggam sikat gigi, gagang sikat gigi dapat dimodifikasi dengan bola tenis yang dilubangi, karet elastic, atau Velcro.
- Sikat gigi elektrik juga dapat digunakan untuk mempermudah penyikatan gigi jika getaran atau suara tidak membuat anak cemas.2,3
Gambar Modifikasi gagang sikat gigi anak, Sumber
Jika memungkinkan, anak dapat dibiarkan menyikat gigi sendiri sebelum disikatkan kembali oleh orang tua/pengasuh. Ketika menyikatkan gigi anak, terdapat beberapa posisi yang dapat digunakan. Perlu diperhatikan, dalam setiap posisi tersebut, penting untuk menopang kepala anak dan menggunakan pencahayaan yang cukup.
Tips Posisi Menyikat Gigi Anak Berkebutuhan Khusus
1. Berdiri di kamar mandi
Anak berdiri di depan cermin kamar mandi dengan kepala sedikit bersandar ke kepala orang tua/pengasuh yang berdiri di belakang anak. Posisi ini mempermudah orang tua/pengasuh menyikat gigi dan memungkinkan anak untuk melihat prosedur penyikatan gigi
2. Duduk di lantai
Orang tua/pengasuh duduk di kursi dan anak duduk di lantai. Posisikan kepala anak bersandar di lutut orang tua/pengasuh. Jika dibutuhkan, kaki orang tua/pengasuh dapat diposisikan di atas lengan atau kaki anak agar lebih stabil.
3. Tiduran di lantai
Gambar Berbagai posisi sikat gigi anak, Sumber
Anak diposisikan tiduran di lantai dan orang tua/pengasuh berlutut di belakang kepala anak dengan bantal di lutut. Posisikan kepala anak di bantal.
Ketika menyikat gigi anak, pastikan bulu sikat mencapai seluruh permukaan gigi termasuk yang berbatasan dengan gusi. Sikat gigi dilakukan dengan hati-hati agar anak tidak tersedak. Instruksikan anak untuk meludah dan tidak menelan pasta gigi setelah selesai. Setelah sikat gigi malam, jangan berikan anak makanan atau minuman apapun selain air putih. Biarkan anak melihat orang tua/pengasuh menyikat gigi sebagai contoh untuk membantu menekankan pentingnya kebersihan gigi dan mulut.
Selain menyikat gigi, jika memungkinkan, orang tua/pengasuh dapat membersihkan gigi anak dengan benang gigi. Orang tua juga dapat mengonsultasikan kebutuhan penggunaan obat kumur atau CPP-ACP sebagai tambahan untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Anak juga dapat dibiasakan memiliki kebiasaan makan makanan yang sehat, seperti buah dan sayur. Hindari konsumsi makanan/minuman yang manis dan jangan gunakan makanan sebagai hadiah kepada anak.
Periksa Gigi Anak Berkebutuhan Khusus
Periksakan anak ke dokter gigi sejak berusia 1 tahun. Pemeriksaan dini ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan gigi dan mulut serta mendeteksi sedini mungkin kelainan yang mungkin ditemukan pada Anak Berkebutuhan Khusus, sehingga orang tua bisa berkonsultasi dan mendapatkan informasi mengenai pemeliharaan gigi dan mulut anak di rumah sesuai dengan kondisi anak. Kunjungan dini juga dapat membiasakan anak lebih nyaman ke dokter gigi.
Tips Mengajak Anak ke Dokter Gigi
Saat merencanakan kunjungan ke dokter gigi, orang tua/pengasuh dapat memilih dokter gigi yang sudah terbiasa menangani Anak Berkebutuhan Khusus seperti dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak (SpKGA).
Buat jadwal di saat anak sedang tidak terlalu lelah, seperti pagi hari atau setelah tidur siang. Ketika berbicara dengan anak, katakan hal-hal positif mengenai kunjungan ke dokter gigi. Jangan gunakan kata-kata seperti “sakit”, “takut”, “disuntik”, dan sebagainya.
Anak dapat diberikan buku, gambar, atau video mengenai kunjungan ke dokter gigi sambil dijelaskan apa yang akan dilakukan pada kunjungan ke dokter gigi. Anak juga dapat dibawa ke klinik sebelum jadwal kunjungan agar lebih terbiasa dengan lingkungan klinik.
Ketika sedang diperiksa dokter gigi, anak mungkin cemas atau tidak mau duduk diam. Untuk anak di bawah 2 tahun, orang tua mungkin harus duduk di kursi gigi dan memegang anak selama pemeriksaan.
Orang tua juga perlu menjelaskan selengkap mungkin kondisi atau keterbatasan yang dimiliki oleh anak. Jika anak membutuhkan tindakan kedokteran gigi, orang tua/pengasuh dapat mengonsultasikan tindakan apa yang paling baik sesuai kondisi anak. Dalam kondisi tertentu, anak mungkin membutuhkan bantuan sedasi dalam perawatan gigi.
Itulah cara menyikat gigi dan perawatan gigi anak berkebutuhan khusus.Apabila masih ada yang kurang jelas dan ingin ditanyakan, silahkan konsultasikan lebih lanjut masalah kesehatan gigi anda di MHDC Clinic dan Medikids Clinic terdekat. Dokter dan staf di Medikids Clinic sudah terbiasa menangani pasien anak. Parents juga dapat membawa anak ke dokter gigi sedini mungkin atau saat gigi pertama anak tumbuh, paket First Dental Visit dari Medikids akan menjadi pengalaman pertama anak ke dokter gigi yang sangat menyenangkan!
Kunjungi lokasi klinik dan dokter gigi Medikids dan MHDC terdekat di Jakarta Selatan, Depok, Bekasi, Bogor, Bintaro, Cikupa, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, BSD, dan Bandung.
Artikel ditulis oleh: drg. Jacky Wijaya