Gusi gatal seringkali dianggap sepele, padahal bisa menjadi awal dari masalah kesehatan mulut yang lebih serius. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi gingivitis, penyakit periodontal, bahkan kehilangan gigi. Jangan sampai masalah kecil berujung pada masalah besar! Artikel ini akan mengungkap berbagai penyebab gusi gatal yang mungkin belum Anda ketahui.
1. Iritasi Akibat Makanan
Salah satu penyebab umum gusi gatal adalah iritasi yang disebabkan oleh makanan. Makanan pedas, asam, atau terlalu panas bisa mengiritasi jaringan lunak gusi, yang membuatnya terasa gatal.
- Makanan Pedas dan Asam
Makanan pedas atau asam, seperti cabai, jeruk, atau tomat, dapat menyebabkan peradangan pada gusi. Asam dari makanan ini dapat merangsang gusi dan mengarah pada rasa gatal yang tidak nyaman. Bagi sebagian orang, makanan pedas dapat memperburuk kondisi gusi yang sudah sensitif atau meradang.
- Makanan Terlalu Panas atau Dingin
Makanan yang terlalu panas atau dingin juga dapat mengiritasi gusi, menyebabkan rasa tidak nyaman atau gatal. Suhu ekstrem pada makanan dapat memperburuk sensitivitas gusi, terutama jika sudah ada masalah kesehatan gusi sebelumnya.
- Reaksi terhadap Makanan Tertentu
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap makanan tertentu, yang bisa menyebabkan iritasi atau gatal pada gusi. Makanan seperti kacang, susu, atau gluten dapat menyebabkan reaksi pada tubuh yang berimbas pada kesehatan gusi.
2. Kebersihan Gigi yang Buruk
Kebersihan gigi yang buruk sering kali menjadi penyebab gusi gatal. Plak dan karang gigi yang menumpuk di sepanjang garis gusi dapat menyebabkan iritasi pada gusi yang akhirnya memicu rasa gatal.
- Penyebab Gusi Gatal karena Plak dan Karang Gigi
Plak adalah lapisan tipis bakteri yang terbentuk di gigi setelah makan. Jika tidak dibersihkan dengan baik, plak dapat mengeras menjadi karang gigi, yang mengiritasi gusi dan menyebabkan gatal. Karang gigi yang terakumulasi di dekat garis gusi juga bisa memicu peradangan.
- Peran Sikat Gigi yang Tidak Tepat
Teknik menyikat gigi yang salah atau penggunaan sikat gigi yang terlalu keras juga bisa mengiritasi gusi, menyebabkan gatal atau bahkan berdarah. Disarankan untuk menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan teknik menyikat yang benar.
Baca juga: Cara Sikat Gigi yang Benar untuk Kesehatan Gigi Optimal
3. Gingivitis
Gingivitis adalah bentuk awal dari penyakit gusi yang sering kali ditandai dengan gusi yang merah, bengkak, dan gatal. Ini terjadi akibat penumpukan plak yang tidak dibersihkan, yang menyebabkan peradangan pada gusi.
- Apa Itu Gingivitis?
Gingivitis adalah peradangan ringan pada gusi yang sering disebabkan oleh penumpukan plak. Jika tidak ditangani, gingivitis dapat berkembang menjadi penyakit gusi yang lebih serius, seperti periodontitis.
- Gejala dan Penyebab Gingivitis
Selain gusi gatal, gejala gingivitis meliputi gusi yang bengkak, berdarah saat menyikat gigi, dan nafas tidak sedap. Penyebab utama gingivitis adalah kebersihan mulut yang buruk, yang memungkinkan plak berkembang menjadi karang gigi.
- Risiko Tidak Mengobati Gingivitis
Jika gingivitis tidak diobati, dapat berkembang menjadi periodontitis, yang lebih serius dan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada gusi dan gigi. Penyakit gusi yang parah juga dapat menyebabkan kerusakan tulang rahang.
4. Alergi
Beberapa orang mungkin mengalami gusi gatal akibat reaksi alergi terhadap produk perawatan gigi atau makanan tertentu.
- Reaksi Alergi terhadap Produk Perawatan Gigi
Beberapa bahan dalam pasta gigi, obat kumur, atau gel pemutih gigi bisa menyebabkan reaksi alergi yang mengiritasi gusi dan menyebabkan rasa gatal. Bahan seperti natrium lauril sulfat (SLS) yang ditemukan dalam pasta gigi bisa memicu iritasi pada beberapa orang.
- Alergi terhadap Makanan atau Obat-obatan
Alergi terhadap makanan atau obat-obatan juga bisa menyebabkan gusi gatal. Makanan seperti kacang, buah-buahan citrus, atau obat-obatan tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi pada gusi yang membuatnya terasa gatal atau teriritasi.
5. Perubahan Hormon
Perubahan hormon dalam tubuh dapat memengaruhi kesehatan gusi, terutama pada wanita. Selama masa kehamilan, menstruasi, atau menopause, fluktuasi hormon dapat meningkatkan kerentanannya terhadap masalah gusi, termasuk rasa gatal.
- Gusi Gatal pada Masa Kehamilan
Perubahan hormon pada ibu hamil dapat menyebabkan gusi menjadi lebih sensitif, mudah berdarah, atau gatal. Kondisi ini dikenal sebagai gingivitis kehamilan dan biasanya terjadi pada trimester pertama dan kedua.
- Pengaruh Menstruasi dan Menopause pada Gusi
Hormon estrogen yang berubah selama siklus menstruasi dan menopause juga dapat mempengaruhi kesehatan gusi. Beberapa wanita melaporkan peningkatan sensasi gatal pada gusi mereka selama periode ini.
6. Kondisi Medis Lainnya
Beberapa kondisi medis dapat mempengaruhi kesehatan gusi dan menyebabkan rasa gatal.
- Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun seperti lupus atau Sjogren’s syndrome dapat mempengaruhi kelenjar ludah dan menyebabkan mulut kering, yang dapat menyebabkan gusi terasa gatal.
- Diabetes
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan mulut kering dan memperburuk masalah gusi, yang mengarah pada gatal pada gusi. Penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi gusi.
- Infeksi Virus atau Jamur
Infeksi virus atau jamur, seperti sariawan atau herpes simplex, bisa menyebabkan rasa gatal pada gusi. Infeksi ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih umum pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter Gigi
Gusi gatal biasanya bukan masalah yang memerlukan perhatian medis segera. Namun, jika rasa gatal berlangsung lama, disertai dengan gejala lain seperti gusi bengkak, berdarah, atau nafas tidak sedap, Anda perlu segera mengunjungi dokter gigi.
Mengunjungi dokter gigi secara rutin untuk pemeriksaan gigi dan gusi sangat penting untuk mencegah dan mengatasi masalah sejak dini. Dokter gigi dapat memberikan perawatan yang diperlukan untuk mengatasi masalah gusi, seperti pembersihan profesional atau perawatan lebih lanjut.
Gusi gatal bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari iritasi makanan hingga kondisi medis yang lebih serius. Penting untuk menjaga kebersihan mulut yang baik, mengenali gejala yang mengkhawatirkan, dan segera berkonsultasi dengan dokter gigi jika masalah berlanjut. Dengan perawatan yang tepat, masalah gusi gatal dapat diatasi, dan kesehatan gusi tetap terjaga.
Referensi
- Mayo Clinic. (2020). Gingivitis. Mayo Clinic. Retrieved from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gingivitis/symptoms-causes/syc-20350846
- American Dental Association (ADA). (2018). Gum Disease. American Dental Association. Retrieved from https://www.ada.org/en/member-center/oral-health-topics/gum-disease
- National Institute of Dental and Craniofacial Research (NIDCR). (2021). Gingivitis. National Institutes of Health. Retrieved from https://www.nidcr.nih.gov/health-info/gingivitis