Belakangan ini, muncul beberapa berita di Indonesia tentang pasien yang meninggal setelah menjalani prosedur cabut gigi. Padahal, tindakan ini tergolong sangat umum dan rutin dilakukan di klinik gigi, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Berita seperti itu tentu membuat sebagian orang khawatir. Sebenarnya, cabut gigi termasuk prosedur yang aman, terutama jika dilakukan oleh dokter gigi yang berpengalaman dan dengan kondisi tubuh pasien yang sehat. Namun, dalam situasi tertentu, komplikasi bisa saja terjadi, dan pada kasus yang sangat jarang, komplikasi ini dapat menjadi serius.
Melalui artikel ini, kita akan membahas secara sederhana tentang mengapa hal tersebut bisa terjadi, faktor-faktor yang berperan, dan bagaimana cara mencegahnya agar prosedur cabut gigi tetap aman dan nyaman bagi pasien.
Kasus Kasus Pasca Cabut Gigi di Indonesia
Belakangan ini, perhatian masyarakat sempat tertuju pada berita mengenai pasien yang mengalami kondisi serius setelah menjalani prosedur cabut gigi. Informasi seperti ini wajar membuat banyak orang khawatir, terutama karena cabut gigi termasuk tindakan yang sangat umum dilakukan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Namun, penting dipahami bahwa kejadian fatal setelah cabut gigi sangat jarang terjadi. Dalam banyak kasus, hal tersebut bukan disebabkan oleh proses cabut gigi itu sendiri, melainkan oleh faktor lain yang menyertainya, seperti kondisi kesehatan pasien, infeksi yang sudah ada sebelumnya, atau komplikasi pasca tindakan yang tidak segera ditangani.

Dalam dunia medis, setiap prosedur, sekecil apa pun, memiliki risiko. Begitu juga dengan pencabutan gigi. Walaupun tergolong aman, komplikasi bisa saja muncul apabila ada kondisi tertentu yang tidak disadari atau diabaikan.
Karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa saja faktor yang bisa membuat kondisi pasca cabut gigi menjadi berbahaya, serta langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mencegahnya agar tindakan tetap aman dan nyaman bagi pasien.
Mengapa Cabut Gigi Bisa Berisiko Fatal?
Sebagian besar pasien menjalani cabut gigi tanpa masalah, hanya sedikit nyeri atau bengkak ringan yang akan hilang dalam beberapa hari. Namun pada kondisi tertentu, komplikasi bisa berkembang cepat dan membahayakan jiwa. Berikut beberapa penyebab utamanya.
Infeksi yang Menyebar ke Jaringan Sekitar
Setelah gigi dicabut, akan ada luka terbuka pada gusi. Luka ini bisa menjadi “pintu masuk” bagi bakteri, terutama jika kebersihan mulut kurang terjaga atau sebelumnya sudah ada infeksi gigi yang parah. Kalau bakteri ini menyebar ke jaringan di leher atau rongga wajah, bisa menyebabkan infeksi serius seperti abses atau sepsis, bahkan sampai menekan jalan napas.
Kondisi seperti ini butuh penanganan cepat di rumah sakit. Itulah sebabnya dokter gigi selalu mengingatkan untuk menjaga kebersihan mulut dan kontrol bila ada pembengkakan setelah cabut gigi.

Penyakit Sistemik yang Tidak Terkontrol
Pasien dengan penyakit seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau imun tubuh lemah, punya risiko lebih tinggi mengalami komplikasi. Misalnya, pada penderita diabetes yang kadar gulanya tinggi, proses penyembuhan luka jadi lebih lama dan lebih mudah terinfeksi. Kalau tidak ditangani dengan baik, infeksi bisa menyebar dan menyebabkan peradangan sistemik yang berujung fatal.

Jadi, sebelum cabut gigi, dokter biasanya akan menanyakan riwayat kesehatan, memeriksa tekanan darah, atau kadar gula darah, semua ini untuk memastikan prosedur aman.
Perdarahan yang Tak Terkendali
Dalam kasus tertentu, pasien bisa mengalami perdarahan berkepanjangan setelah cabut gigi, terutama jika ia sedang mengonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin atau warfarin. Perdarahan yang tidak berhenti dapat menyebabkan anemia, syok, atau hematoma besar yang menekan saluran napas di leher.

Karena itu, penting sekali untuk memberi tahu dokter tentang obat yang sedang diminum sebelum tindakan dilakukan. Dokter akan menyesuaikan dosis atau memberi instruksi khusus.
Reaksi terhadap Obat atau Anestesi
Sebelum gigi dicabut, dokter biasanya memberi bius lokal agar pasien tidak merasa sakit. Tapi pada beberapa orang, bisa terjadi reaksi alergi atau sensitivitas terhadap obat bius.

Gejalanya bisa ringan seperti gatal dan pusing, tapi bisa juga berat seperti sesak napas, penurunan tekanan darah drastis, bahkan kehilangan kesadaran.Untungnya, kejadian ini sangat jarang, dan dokter gigi selalu siap dengan prosedur darurat bila terjadi reaksi semacam itu.
Siapa yang Harus Lebih Berhati-Hati Sebelum Cabut Gigi?
Beberapa kondisi medis perlu perhatian khusus sebelum tindakan cabut gigi dilakukan:
- Diabetes Mellitus (kencing manis) yang belum terkontrol
- Penyakit jantung atau riwayat serangan jantung
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Gangguan pembekuan darah
- Sedang konsumsi obat tertentu, terutama pengencer darah
- Riwayat alergi terhadap obat atau bius
Pasien dengan kondisi di atas biasanya perlu pemeriksaan tambahan, surat rekomendasi dari dokter penyakit dalam, atau penyesuaian dosis obat sebelum prosedur dilakukan.
Tanda Bahaya Setelah Cabut Gigi
Setelah cabut gigi, biasanya akan terasa nyeri, bengkak ringan, dan sedikit perdarahan, ini normal. Tapi, kalau kamu mengalami tanda-tanda berikut, segera kembali ke dokter atau ke IGD:
- Bengkak makin besar, terutama menyebar ke leher
- Nyeri hebat yang tidak membaik setelah 2–3 hari
- Sulit membuka mulut atau menelan
- Perdarahan yang tidak berhenti
- Demam tinggi dan badan menggigil
- Napas terasa berat atau suara berubah
Ini bisa jadi tanda adanya infeksi berat, perdarahan dalam, atau komplikasi lainnya yang harus segera ditangani tenaga medis.
Tips Agar Cabut Gigi Aman dan Nyaman
Berikut beberapa langkah sederhana agar prosedur cabut gigi tetap aman:
Sebelum Cabut Gigi
- Beritahu dokter gigi semua riwayat penyakit dan obat yang dikonsumsi.
- Pastikan tidak sedang demam atau infeksi.
- Untuk penderita diabetes, kontrol kadar gula darah dulu sebelum tindakan.
- Jangan lupa sarapan ringan (kecuali diminta puasa).
Setelah Cabut Gigi:
- Gigit kasa selama 30–45 menit untuk membantu pembekuan darah.
- Jangan berkumur, meludah, atau minum pakai sedotan selama 24 jam pertama.
- Hindari makanan keras, panas, atau pedas dulu.
- Istirahat cukup dan jaga kebersihan mulut.
- Kalau nyeri berlebih, demam, atau bengkak, segera kontrol kembali.

Kesimpulan
Pada dasarnya, cabut gigi adalah prosedur yang aman bila dilakukan dengan persiapan yang tepat dan oleh tenaga medis profesional. Kasus fatal setelah cabut gigi sangat jarang terjadi, dan biasanya disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu yang belum terdeteksi atau tidak terkontrol dengan baik.
Kunci utamanya adalah pemeriksaan menyeluruh sebelum tindakan, kejujuran pasien saat menyampaikan riwayat kesehatan, serta kepatuhan terhadap instruksi dokter setelah perawatan. Dengan langkah-langkah sederhana ini, risiko komplikasi bisa diminimalkan secara signifikan.
Di MHDC dan Medikids Clinic, setiap tindakan medis, termasuk cabut gigi, dilakukan dengan standar keamanan tinggi dan pemeriksaan menyeluruh sebelum prosedur dimulai. Dokter kami juga akan memastikan setiap pasien mendapat panduan perawatan yang sesuai agar proses penyembuhan berjalan lancar dan aman.
ditulis oleh: drg. Annisa Sittadewi – Medikids Kalimalang






