Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue (DENV) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini umum ditemukan di daerah beriklim tropis dan subtropis, termasuk di Indonesia, terutama saat musim hujan.
Wabah Demam Berdarah
Menurut data Kemenkes RI, terdapat peningkatan jumlah kasus demam berdarah dari 73.518 orang pada 2021 menjadi 131.265 kasus pada 2022 dengan angka kematian yang juga meningkat dari 705 orang pada 2021 menjadi 1.135 orang pada 2022. Adapun beberapa faktor risiko yang membuat individu lebih rentan terkena penyakit demam berdarah, yaitu memiliki riwayat infeksi virus dengue, individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, dan lingkungan rumah yang kotor.

Ciri Demam Berdarah
Sebagian besar penderita demam berdarah memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, dan biasanya akan sembuh dalam 1–2 minggu. Namun, dalam kasus tertentu, demam berdarah dapat berkembang menjadi kondisi yang parah dan beresiko fatal.
Gejala Umum
Gejala-gejala demam berdarah biasanya mulai muncul dalam rentang waktu 4 hingga 10 hari setelah seseorang terinfeksi virus dengue, dan umumnya berlangsung selama 2 hingga 7 hari. Pada fase ini, penderita dapat mengalami beberapa keluhan berikut:
- Demam tinggi (hingga 40°C / 104°F)
- Sakit kepala parah
- Nyeri di belakang mata
- Nyeri otot dan sendi
- Mual dan muntah
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Ruam kulit

Gejala Berat
Gejala demam berdarah berat sering kali muncul setelah demam hilang, dan inilah saat yang paling berbahaya bagi penderita karena risiko komplikasi meningkat secara signifikan. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- Nyeri perut hebat
- Muntah terus-menerus
- Pernapasan cepat atau sesak napas
- Perdarahan (gusi, hidung, muntah atau tinja berdarah)
- Kelelahan dan kelemahan ekstrem
- Gelisah atau mudah mengantuk
- Kulit pucat dan dingin
- Rasa haus berlebihan

Obat Demam Berdarah
Hingga kini, belum ada pengobatan spesifik untuk demam berdarah. Penanganan medis lebih diarahkan pada terapi suportif guna meredakan gejala dan menjaga stabilitas kondisi tubuh, terutama pada fase kritis.
Langkah-langkah terapi suportif meliputi:
-
Pemberian cairan secara cukup, baik melalui oral maupun infus, untuk mencegah dehidrasi
-
Penggunaan antipiretik seperti parasetamol (asetaminofen) untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri
-
Transfusi darah jika terjadi penurunan trombosit atau perdarahan hebat
Penting untuk menghindari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen dan aspirin karena dapat meningkatkan risiko perdarahan, yang merupakan komplikasi serius pada demam berdarah.

Cara Cegah Demam Berdarah
Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama dengan pengendalian vektor nyamuk melalui program 3M Plus, yaitu:
-
Menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin
-
Menutup rapat tempat penyimpanan air
-
Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk
-
Plus: menggunakan kelambu, lotion anti nyamuk, fogging, serta menanam tanaman pengusir nyamuk
Kini tersedia juga vaksinasi sebagai bentuk perlindungan tambahan dari dalam tubuh. Vaksin akan mengenalkan sistem imun terhadap virus dengue yang dilemahkan sehingga tubuh mampu membentuk antibodi sebagai perlindungan awal. Dengan demikian, ketika terpapar virus dengue di kemudian hari, tubuh sudah siap untuk melawannya secara efektif dan menurunkan risiko terkena demam berdarah.
Salah satu jenis vaksin yang tersedia adalah vaksin Qdenga, yang direkomendasikan bagi individu berusia 6 hingga 45 tahun. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap keempat serotipe virus dengue penyebab wabah demam berdarah. Diberikan dalam dua dosis, yaitu pada bulan pertama dan ketiga, masing-masing sebanyak 0,5 ml.

Vaksin Qdenga kini telah tersedia di MHDC Clinic dan Medikids. Jangan tunda lagi, dapatkan perlindungan maksimal untuk dirimu, si Kecil, dan orang-orang tercinta dari ancaman wabah demam berdarah!
Di-review oleh: drg. Rizky Aditiya Irwandi, M.Sc