Gangguan pencernaan merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak. Dapat berupa kondisi ringan hingga yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut. Gangguan pencernaan dapat mengganggu nafsu makan, pola aktivitas, bahkan pertumbuhan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui jenis-jenis gangguan pencernaan yang sering terjadi pada anak, agar dapat melakukan langkah pencegahan, mengenali gejala sejak dini, serta memberikan penanganan yang sesuai sebelum kondisi menjadi lebih serius. Ada apa saja sih gangguan pencernaan pada anak yang sering terjadi? Yuk simak!
Diare
Sakit diare adalah kondisi di mana anak buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari dengan konsistensi tinja yang cair atau lebih lunak dari biasanya. Diare dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti adanya infeksi yang terjadi di saluran pencernaan meliputi infeksi bakteri, virus, parasit, protozoa, serta jamur.
Cara penularan diare yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak langsung melalui lalat. Anak yang mengalami diare biasanya menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti menjadi rewel atau tidak tenang, mata terlihat cekung, sangat haus dan minum dengan lahap, serta kulit yang lambat kembali ke posisi semula setelah dicubit.
Baca juga: Vaksin Rotavirus: Lindungi Si Kecil dari Diare Sebelum Terlambat
Adapun sebagai langkah awal, ibu bisa memberikan lebih banyak cairan dan larutan oralit untuk mencegah dehidrasi. Berikan juga makanan yang mudah dicerna seperti biskuit tawar, sereal, pasta, atau pisang. Namun, jika anak menunjukkan tanda dehidrasi atau kondisi tidak membaik, segera bawa ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan khawatir, kini di Klinik Medikids telah tersedia dokter spesialis anak yang siap menangani berbagai permasalahan kesehatan Si Kecil.

Konstipasi
Konstipasi ditandai dengan frekuensi buang air besar yang berkurang atau tekstur tinja yang lebih keras. Anak usia di atas 3 tahun dikatakan konstipasi jika BAB-nya kurang dari tiga kali seminggu. Konstipasi dapat terjadi sejak masa bayi dan umumnya disebabkan oleh gangguan pada tubuh seperti penyakit Hirschsprung, hipotiroidisme, atau penyempitan saluran cerna. Namun, pada banyak kasus, konstipasi berkaitan dengan pola makan. Bayi yang diberi ASI lebih jarang mengalami konstipasi karena tinjanya lebih lunak dan ASI diserap lebih sempurna oleh tubuh. Konstipasi sering muncul saat bayi beralih ke susu sapi, namun biasanya dapat diatasi dengan menambah asupan sayur, buah, dan cairan seperti jus yang mengandung sorbitol.
Sementara itu, pada anak-anak, konstipasi sering muncul akibat perubahan rutinitas atau proses belajar mengontrol buang air besar (toilet training). Anak yang pernah mengalami sakit saat BAB dapat sengaja menahan BAB. Jika kebiasaan ini berlangsung lama, usus akan terbiasa menyimpan tinja terlalu lama, dorongan untuk buang air besar pun menghilang. Akibatnya, tinja menjadi semakin keras dan saat akhirnya dikeluarkan, akan terasa sangat sakit.
Appendisitis
Apendisitis adalah radang pada usus buntu yang terjadi karena adanya sumbatan di dalam saluran usus buntu. Penyebab paling sering adalah tinja yang mengeras. Selain itu, pembengkakan kelenjar getah bening setelah infeksi virus juga bisa menyebabkan sumbatan. Gejala awalnya biasanya berupa nyeri perut yang terasa seperti kram dan hilang timbul, terutama di sekitar pusar. Namun, setelah beberapa waktu, nyeri akan menetap dan semakin terasa. Biasanya, rasa nyeri kemudian berpindah ke perut bagian kanan bawah.

Refluks Gastroesofageal (GERD)
Refluks Gastroesofageal adalah kondisi dimana isi lambung naik kembali ke kerongkongan (esofagus). Jika hal ini berlanjut dan menyebabkan gejala yang mengganggu atau masalah, ini disebut penyakit refluks gastroesofageal (GERD). GERD lebih sering terjadi pada anak-anak dengan kondisi medis tertentu, seperti gangguan neurologis, hernia hiatal, dan obesitas berat. Pada bayi, gejala gastroesofageal refluks dapat berupa gumoh atau muntah. Bayi juga dapat menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan seperti menangis berlebihan, mudah rewel, melengkungkan punggung, atau tubuh menjadi kaku.
Kenali gejala berbagai permasalahan pencernaan pada anak agar paham kapan anak harus ditangani segera oleh dokter spesialis anak. Pastikan selalu kesehatan buah hati dengan rutin cek ke dokter spesialis anak sesuai anjuran di Medikids Clinic terdekat!
artikel ditinjau oleh: drg. Rizky Aditiya Irwandi, M.Sc