Gigi tersusun dari 3 lapisan yaitu (1) email (lapisan terluar yang keras), (2) dentin (lapisan tengah yang lebih lunak), dan (3) pulpa (bagian terdalam gigi yang berisi saraf dan pembuluh darah). Lubang pada gigi atau yang dikenal sebagai karies terjadi akibat terlarutnya mineral gigi secara terus menerus pada email dan dentin oleh asam yang diproduksi oleh bakteri rongga mulut. Awal mulanya, terjadi penurunan komposisi mineral pada lapisan email. Ketika hal ini tidak diatasi, email pengalami pengeroposan sehingga terbentuklah lubang pada gigi. Lubang dapat berlanjut hingga ke lapisan dentin. Dan jika dibiarkan dapat menimbulkan rasa ngilu . Hal inilah yang biasanya menyebabkan gigi menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan seperti suhu panas, dingin, atau makanan manis.
Penyebab Nyeri Gigi Berlubang
Saat lubang mencapai lapisan terdalam gigi (pulpa), maka timbullah rasa nyeri terus menerus meskipun tidak terkena rangsangan apapun (nyeri spontan). Lubang yang terbuka ini menjadi tempat berkumpulnya sisa makanan yang sulit dibersihkan. Penumpukan sisa makanan dalam lubang gigi meningkatkan tekanan dalam saraf gigi sehingga meskipun sudah tidak muncul nyeri spontan, gigi terasa nyeri ketika dipakai makan. Jika diabaikan, lubang yang telah mencapai pulpa, memicu infeksi lanjutan hingga ke ujung akar gigi membentuk kantung infeksi yang disebut abses. Pada tahap ini dapat terjadi gusi bengkak di sekitar gigi berlubang. Bahkan jika abses masuk ke area ruang wajah (facial space) memicu pembengkakan pada area pipi luar.

Cara Mengatasi Nyeri Gigi Berlubang
Lakukan hal ini sebagai tindakan pertama pada nyeri gigi berlubang:
- Gunakan obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen.
- Berkumur dengan air garam hangat untuk membantu meredakan peradangan.
- Hindari makanan yang terlalu panas, dingin, atau manis.
- Segera periksakan ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan gigi pada saat itu sehingga penyebab infeksi pada gigi dapat dihilangkan.
Risiko Jika Mengabaikan Nyeri Gigi Berlubang
Ketika kondisi pembengkakan di sekitar gusi tersebut dibiarkan, terjadilah infeksi lanjutan yang ditandai dengan meluasnya infeksi ke ruang wajah seperti pipi bahkan leher. Penyebaran lanjutan tersebut dapat menyebabkan asimetri pada wajah, trismus (kondisi susah membuka mulut), peradangan pada kelenjar getah bening, masuknya bakteri pada pembuluh darah (bakteremia) dan penyebaran bakteri meluas hingga bagian tubuh lain (sepsis).

Pada salah satu kasus pembengkakan hingga meliputi leher (Ludwig’s Angina), penyebaran infeksi menyebabkan penyempitan jalur pernapasan. Akibatnya, oksigen tidak dapat masuk secara optimal ke paru-paru dimana bertugas untuk memastikan suplai oksigen dalam darah di tubuh. Penuruan suplai oksigen dalam darah ini lah yang dapat menyebabkan kematian karena terjadi kegagalan fungsi organ akibat defisiensi oksigen dalam tubuh.
ditulis oleh: drg. Karina Widya Aisya
direview oleh: drg. Rizky Aditiya Irwandi, M.Sc