Cabut gigi merupakan prosedur yang cukup umum dilakukan, baik karena gigi berlubang parah, gigi geraham bungsu yang tumbuh miring, maupun gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan. Setelah proses cabut gigi selesai, sebagian orang merasa lega, tetapi sebagian lainnya justru menemukan hal yang membuat khawatir, misalnya munculnya tulang atau bagian keras yang terasa menonjol di area bekas cabutan.
Kondisi ini sering menimbulkan pertanyaan: apakah tulang menonjol setelah cabut gigi itu normal atau tanda masalah? Faktanya, tonjolan tersebut bisa menjadi bagian dari proses penyembuhan alami, tetapi juga bisa menandakan adanya komplikasi seperti infeksi atau dry socket jika disertai rasa nyeri hebat dan pembengkakan.
Melalui artikel ini, kamu akan memahami penyebab kenapa tulang bisa menonjol setelah cabut gigi, bagaimana cara mengenali tanda bahaya, dan langkah aman untuk mengatasinya agar proses penyembuhan berjalan lancar tanpa komplikasi.
Apa yang Terjadi Setelah Gigi Dicabut?
Saat gigi dicabut, tubuh memulai rangkaian penyembuhan:
- Lubang tempat gigi tadi berada, yang disebut soket atau “alveolus gigi”, akan mulai diisi oleh bekuan darah, kemudian jaringan baru (gusi & tulang) akan tumbuh menggantikannya.
- Tulang rahang yang menopang gigi (tulang alveolar) akan mengalami perubahan: baik ukuran, bentuk, atau densitasnya sebagai respons terhadap kehilangan gigi.
- Karena sebelumnya tulang tersebut tertutup oleh gusi dan jaringan lunak, setelah pencabutan bisa muncul “tonjolan” atau bagian keras yang terasa berbeda bagi lidah atau pipi bagian dalam.

Jadi, saat kamu merasa “ada tulang yang menonjol” setelah cabut gigi, bisa jadi itu adalah bagian dari tulang yang sebelumnya tertutup, atau proses penyembuhan yang sedang berlangsung.
Kenapa Bisa Terjadi Tulang Gigi Menonjol Setelah Cabut Gigi?
Berikut berbagai penyebab umum kenapa tulang bisa terasa atau tampak menonjol setelah cabut gigi:
1. Proses penyembuhan normal
- Setelah gigi dicabut, soket mulai diisi oleh bekuan darah, kemudian jaringan gusi & tulang baru tumbuh. Kadang, tulang rawan atau tulang keras yang semula lebih dalam bisa “naik ke permukaan” sedikit karena jaringan lunak belum menutup sempurna.
- Tonjolan kecil yang tidak nyeri dan mulai nyaris membaik dalam beberapa hari bisa masuk kategori ini.
2. Fragmen atau serpihan tulang (disebut “bone spicule”)
- Terkadang, kecil-kecil potongan tulang atau akar gigi bisa tertinggal di soket setelah pencabutan. Istilahnya “bone spicule” atau serpihan tulang yang menonjol.
- Potongan tulang ini bisa terasa tajam atau menusuk bagian dalam pipi/lidah saat menyentuh, terutama jika menonjol ke permukaan gusi.
- Faktor-pemicu termasuk pencabutan yang sulit (misalnya gigi bungsu terbenam), kondisi tulang yang kurang kuat, atau proses penyembuhan yang tidak sempurna.

3. Penyembuhan gusi tidak sempurna
- Bekuan darah sangat penting karena dia melindungi tulang dan saraf di bawahnya, dan menjadi fondasi bagi jaringan baru. Jika bekuan ini rusak atau terlepas terlalu cepat (contoh: karena berkumur keras, merokok, penggunaan sedotan), tulang di bawah bisa jadi lebih “terbuka” atau terasa keras.
- Kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi seperti dry socket (socket kering) yang sangat nyeri.

4. Infeksi atau iritasi jaringan lunak
- Bila area bekas cabut mengalami infeksi atau gusi sekitarnya tidak sehat, jaringan lunak bisa tertarik atau membengkak, sehingga tulang di bawahnya menjadi lebih terasa atau tampak.
- Iritasi misalnya akibat makanan keras yang menekan bekas cabutan, kebersihan mulut yang kurang, atau kondisi medis yang memperlambat penyembuhan.
Kapan Harus Waspada Tulang Gigi Menonjol?
Kondisi Tulang Gigi Menonjol Normal
- Hanya terasa sedikit keras atau tonjolan kecil, tapi tidak disertai rasa sakit hebat, hanya agak risih atau terasa “keras”.
- Tidak ada pembengkakan besar, tidak ada nanah atau keluarnya cairan dari bekas pencabutan.
- Rasa tidak nyaman mulai berkurang dalam beberapa hari dan semakin membaik.
- Tidak ada demam atau rasa sakit yang menjalar ke kepala/telinga.

Kondisi Tulang Gigi Menonjol Harus Diwaspadai
- Rasa sakit memburuk, bukan berkurang, terutama 1-3 hari setelah pencabutan.
- Terlihat atau terasa tulang yang tajam secara nyata, dan saat makan/berbicara terasa menusuk atau melukai pipi/lidah.
- Ada pembengkakan besar, kemerahan, rasa panas, atau keluarnya cairan (nanah).
- Bau mulut tidak sedap atau rasa luka terbuka terus-menerus.
- Muncul demam atau rasa tidak enak badan.
- Area bekas cabut tidak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan setelah satu minggu lebih.

Cara Mengatasi Tulang Gigi Menonjol Setelah Cabut Gigi
Kalau kamu merasa ada bagian keras seperti tulang di area bekas cabut gigi, jangan panik dulu. Kondisi ini sering terjadi dan dalam banyak kasus bisa membaik sendiri setelah gusi menutup dan jaringan baru tumbuh. Tapi, kamu tetap perlu tahu cara merawatnya dengan benar agar tidak menyebabkan infeksi atau rasa sakit yang berkepanjangan.
Perawatan Sederhana di Rumah
- Kompres pipi dengan es selama 24 jam pertama untuk mengurangi bengkak. Setelah itu, bisa diganti dengan kompres hangat supaya aliran darah lancar dan luka cepat pulih.
- Jaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi secara lembut dan menghindari area bekas cabut.
- Bilas mulut dengan air garam hangat dua kali sehari untuk mencegah bakteri berkembang.
- Pilih makanan lembut seperti bubur, sup, atau smoothie agar gusi tidak teriritasi.
- Hindari merokok, sedotan, dan berkumur terlalu keras, karena bisa mengganggu bekuan darah yang menutupi luka.

Kapan Perlu ke Dokter Gigi?
Kalau tulang terasa sangat tajam, melukai lidah atau pipi, atau menimbulkan nyeri yang tidak kunjung reda, sebaiknya segera periksa ke dokter gigi terdekat. Dokter gigi akan memeriksa apakah tonjolan tersebut hanyalah fragmen tulang kecil (bone spicule) atau bagian tulang yang memang perlu dirapikan. Kamu bisa datang ke klinik gigi terpercaya seperti Medikids atau MHDC terdekat dari lokasimu.
Dalam beberapa kasus, dokter bisa melakukan alveolektomi, yaitu prosedur kecil untuk merapikan atau menghaluskan tulang rahang yang menonjol setelah pencabutan gigi. Prosedur ini cepat, dilakukan dengan anestesi lokal, dan membantu agar gusi bisa menutup dengan sempurna. Setelah alveolektomi, biasanya rasa tidak nyaman akan berkurang dan proses penyembuhan berjalan lebih cepat.
ditulis oleh: drg. Annisa Sittadewi – Medikids Kalimalang
ditinjau oleh: drg. Rizky Aditiya Irwandi, M.Sc








