Banyak orang masih ragu untuk cabut gigi karena mendengar cerita menakutkan: “Jangan cabut gigi atas, nanti bisa buta!”
Mitos ini sudah beredar sejak lama dan sering membuat pasien menunda pengobatan, bahkan membiarkan gigi berlubang atau infeksi tanpa ditangani. Padahal, cabut gigi adalah prosedur yang sangat aman bila dilakukan oleh dokter gigi profesional.
Artikel ini akan menjelaskan asal-usul mitos tersebut, pandangan medis yang benar, serta langkah-langkah agar pencabutan gigi Anda tetap aman dan bebas dari komplikasi.
Kenapa Muncul Mitos Cabut Gigi Menyebabkan Kebutaan?
Untuk memahami asal mula mitos ini, kita perlu melihat anatomi kepala secara sederhana. Gigi bagian atas, terutama gigi geraham, memang berada di rahang atas (maksila) yang posisinya dekat dengan sinus maksila, yaitu rongga udara di bawah mata. Karena jaraknya berdekatan, banyak orang mengira bahwa saraf di sekitar gigi dan saraf di mata saling terhubung, padahal tidak demikian.
Secara anatomi:
- Saraf penglihatan (nervus optikus) berasal dari otak bagian belakang dan hanya bertugas mengirimkan sinyal penglihatan dari mata ke otak.
- Saraf gigi (nervus trigeminus cabang maksilaris) bertugas memberi sensasi rasa di gigi, gusi, dan sebagian wajah.
Keduanya berbeda jalur, tidak bersinggungan, dan tidak saling memengaruhi. Artinya, ketika dokter gigi melakukan pencabutan gigi atau menyuntikkan anestesi, tidak ada jalur saraf yang bisa membuat penglihatan Anda terganggu.

Penelitian dari Universitas Airlangga (Ridwan et al., 2022) menemukan bahwa sebagian besar masyarakat yang masih percaya mitos ini dipengaruhi oleh faktor budaya dan kurangnya pengetahuan medis. Banyak orang yang takut karena cerita turun-temurun, bukan karena pengalaman medis yang nyata.
Amankah Mencabut Gigi Atas untuk Semua Orang?
Ya, cabut gigi tergolong aman untuk semua pasien, selama dilakukan oleh dokter gigi profesional dan sesuai prosedur. Namun, dokter biasanya akan memastikan beberapa hal sebelum tindakan, seperti:
- Kondisi umum pasien (tidak sedang demam atau infeksi berat).
- Riwayat penyakit tertentu seperti tekanan darah tinggi atau diabetes.
- Kondisi gigi yang akan dicabut (apakah masih ada infeksi aktif atau tidak).
Jika ditemukan masalah tertentu, dokter akan menunda pencabutan sementara waktu dan memberikan perawatan terlebih dahulu agar kondisi mulut siap untuk tindakan.

Proses Cabut Gigi Seperti Apa?
Banyak orang takut karena membayangkan cabut gigi itu menyakitkan atau “berbahaya”. Padahal, ketika dilakukan di klinik yang profesional dan terpercaya seperti Medikids dan MHDC klinik, prosesnya cepat dan minim rasa tidak nyaman.
Berikut tahapan umumnya:
Pemeriksaan Awal dan Diagnosis
Dokter akan memeriksa kondisi gigi dan jaringan sekitar. Jika diperlukan, dilakukan foto rontgen untuk melihat bentuk akar gigi dan hubungannya dengan tulang atau sinus. Ini membantu dokter memastikan bahwa pencabutan aman dan tidak mengenai struktur penting.

Pemberian Anestesi Lokal
Obat bius disuntikkan di area sekitar gigi yang akan dicabut. Setelah beberapa menit, area tersebut mati rasa total sehingga pasien tidak akan merasakan nyeri, hanya sedikit tekanan.

Proses Pencabutan Gigi
Dokter menggunakan alat khusus untuk menggoyang gigi perlahan sampai terlepas dari soketnya. Teknik modern dilakukan dengan hati-hati agar tulang dan jaringan sekitar tetap utuh.

Perawatan Setelah Pencabutan
Setelah gigi berhasil dicabut, dokter akan memberi instruksi perawatan seperti menggigit kasa selama 30–60 menit, tidak berkumur berlebihan, dan menjaga kebersihan mulut. Luka biasanya sembuh total dalam beberapa hari.

Tips Agar Proses Cabut Gigi Aman dan Nyaman
Agar cabut gigi berjalan lancar, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu perhatikan:
Lakukan di Klinik dan Dokter Gigi Terpercaya
Pastikan tindakan dilakukan oleh dokter gigi berlisensi dan profesional seperti di klinik Medikids dan MHDC yang merupakan lulusan universitas terbaik dan telah mendapatkan pelatihan secara rutin. Hindari praktik tanpa izin atau “tukang gigi”, karena bisa meningkatkan risiko infeksi dan cedera jaringan.
Sampaikan Kondisi Kesehatan
Beritahu dokter bila kamu memiliki riwayat penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau alergi terhadap obat bius. Informasi ini penting agar dokter bisa menyesuaikan penanganan.
Baca juga: Diabetes dan Kesehatan Mulut, Ternyata Saling Berhubungan!
Ikuti Petunjuk Setelah Cabut Gigi
Setelah tindakan, hindari berkumur kuat, menyedot minuman dengan sedotan, atau merokok. Hal-hal tersebut bisa menghambat penyembuhan luka dan menyebabkan perdarahan kembali.

Jaga Kebersihan Mulut
Sikat gigi dengan lembut dan hindari area luka selama 24 jam pertama. Kebersihan mulut yang baik mempercepat proses pemulihan dan mencegah infeksi.
Tunda Cabut Gigi Lebih Berbahaya
Menunda cabut gigi karena takut mitos justru bisa menimbulkan masalah baru. Gigi yang rusak atau terinfeksi bisa:
- Menyebabkan pembengkakan pada pipi atau gusi.
- Menginfeksi tulang rahang atau jaringan di sekitarnya.
- Mengganggu kualitas hidup karena nyeri dan bau mulut.
Dalam beberapa kasus, infeksi gigi yang dibiarkan bisa menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan komplikasi serius. Jadi, lebih aman mencabut gigi di bawah pengawasan dokter daripada menunda karena ketakutan yang tidak berdasar.

Setelah memahami penjelasan medisnya, kini kita tahu bahwa cabut gigi tidak bisa menyebabkan buta. Saraf gigi dan saraf penglihatan berada di jalur yang berbeda, sehingga prosedur pencabutan gigi tidak akan memengaruhi kemampuan melihat. Mitos ini muncul karena kesalahpahaman anatomi wajah dan sudah terbantahkan oleh ilmu kedokteran gigi modern.
Untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, lakukan konsultasi gigi di MHDC atau Medikids Clinic terdekat. Dengan langkah sederhana ini, Anda bisa mencegah masalah gigi sejak dini dan tetap tersenyum dengan percaya diri.

ditulis oleh: drg. Annisa Sittadewi – Medikids Kalimalang
ditinjau oleh: drg. Rizky Aditiya Irwandi, M.Sc
Referensi:
- Ridwan RD, Khumaira N, Lestari AD, et al. Literacy assumption of blindness after tooth extraction in the context of community service. Jurnal Layanan Masyarakat. 2022;6(1):15–17. Available from: https://e-journal.unair.ac.id/jlm/article/view/34709
- Wang XC, Zhao C, Wu KY, Marchand M. Ophthalmic complications after dental procedures: a scoping review. Diseases (MDPI). 2025;13(8):244. Available from: https://www.mdpi.com/2079-9721/13/8/244
- DentalOffice.id. Blind eyes due to tooth extraction: facts or myths? 2024. Available from: https://dentaloffice.id/blind-eyes-due-to-tooth-extraction-facts-or-myths/







