Siapa yang tidak panik saat giginya retak? Bayangkan, saat kamu sedang mengunyah makanan, tiba-tiba terdengar suara “TAK!” dan terasa nyeri sekali bahkan bisa terasa seperti tersengat listrik. Setelah diperiksa di cermin, tampak garis halus di gigimu. Wah, kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan ya? Apakah gigi yang retak bisa sembuh dan menyatu kembali dengan sendirinya, atau jangan-jangan gigi ini harus dicabut?
Apa Itu Gigi Retak?
Secara sederhana, gigi retak adalah kondisi di mana struktur keras gigi mengalami pecah. Retakan bisa berupa garis halus di lapisan terluar gigi (enamel) hingga patahan yang menjalar dalam dan mencapai akar gigi. Terkadang retakan ini hampir tidak terlihat, tapi gejalanya cukup mengganggu, seperti nyeri saat mengunyah makanan keras, rasa ngilu ketika minum es, atau bahkan rasa sakit yang datang dan hilang secara misterius.

Dalam istilah medis, fenomena ini dikenal sebagai cracked tooth syndrome. Retakan bisa berbeda tingkatannya, ada yang masih sangat ringan, ada yang hanya mengganggu penampilan, tetapi ada juga yang cukup berat hingga menimbulkan rasa nyeri berkepanjangan dan risiko infeksi. Bahkan, kondisi seperti gigi retak vertikal yang menjalar dari mahkota hingga akar gigi dapat menjadi masalah serius karena sulit diperbaiki jika sudah terlalu dalam.
Mengapa Gigi Bisa Retak?
Penyebab gigi retak sangat beragam. Beberapa orang mengalami retakan akibat kebiasaan menggigit benda atau makanan yang keras seperti es batu, keripik, kacang, dan lainnya. Ada pula yang giginya retak karena kecelakaan atau benturan saat olahraga. Pada sebagian orang, kebiasaan tanpa sadar menggertakkan gigi saat tidur (bruxism) juga dapat membuat gigi lama-kelamaan melemah dan akhirnya retak.

Tambalan gigi yang besar bisa menjadi penyebab lain dari gigi retak. Ketika tambalan menutupi sebagian besar permukaan gigi sering kali membuat sisa struktur gigi lebih rapuh. Perubahan suhu mendadak di mulut, misalnya minum kopi panas lalu langsung meneguk air es, juga bisa memicu stres pada gigi yang berujung pada retakan. Tidak ketinggalan, faktor usia pun berperan. Semakin bertambah umur, lapisan email gigi makin tipis sehingga lebih rentan pecah.
Baca juga: Minuman Panas dan Dingin: Pemicu Gigi Ngilu yang Jarang Disadari
Bagaimana Tanda-Tanda Gigi Retak?
Meski tidak selalu mudah dikenali, gigi retak memiliki tanda khas. Kamu mungkin merasakan nyeri tajam saat menggigit makanan tertentu, terutama yang keras. Ada juga rasa ngilu ketika gigi terkena suhu dingin atau panas. Dalam kasus yang lebih serius, retakan bahkan bisa menimbulkan masalah pada gusi seperti nyeri dan pembengkakan di sekitar gigi yang retak. Semua gejala ini merupakan sinyal penting agar kamu segera memeriksakan diri ke dokter gigi terdekat.
Apakah Gigi Retak Bisa Pulih?
Nah, ini bagian yang paling banyak ditanyakan. Sayangnya, gigi tidak bisa memperbaiki dirinya sendiri. Retakan, sekecil apa pun, tetap ada dan berisiko bertambah parah bila dibiarkan. Tetapi jangan cemas, dokter gigi memiliki banyak cara untuk mengatasi kondisi ini.
Tambal Gigi Retak
Retakan kecil biasanya bisa ditutup dengan penambalan gigi agar tidak melebar. Dokter gigi dapat memberikan tambalan sewarna gigi yang dapat mengembalikan kondisi gigi dan fungsi gigi seperti semula.
Baca juga: Tambal Gigi: Prosedur, Jenis, dan Mana yang Cocok untuk Kamu?
Crown Gigi
Untuk gigi yang retaknya lebih dalam, dokter bisa memasang crown atau mahkota gigi yang melindungi seluruh permukaan gigi sehingga lebih kuat. Dilakukan jika retakan terlalu besar menyebabkan hilangnya beberapa struktur gigi.

Perawatan Saluran Akar
Jika retakan sudah mencapai saraf gigi, perawatan saluran akar (PSA) mungkin diperlukan sebelum pemasangan mahkota.

Cabut Gigi yang Retak
Dalam kasus yang paling parah, misalnya gigi sudah terbelah dua, pencabutan memang menjadi solusi terakhir. Namun, tidak semua gigi retak berakhir dicabut, terutama jika kamu segera mendapat perawatan sejak dini.
Baca juga: Penting! Ini Tanda Cabut Gigi Harus Segera Dilakukan
Cara Mencegah Gigi Retak
Mengabaikan gigi retak bisa membawa dampak lebih serius. Retakan kecil yang awalnya hanya menimbulkan sedikit ngilu bisa melebar hingga mengenai pulpa gigi. Jika sudah terjadi infeksi, perawatannya akan lebih rumit dan memakan biaya lebih besar. Karena itu, pemeriksaan sejak awal sangat penting. Dokter gigi bisa menilai tingkat kerusakan dan memberikan solusi terbaik agar gigimu tetap bertahan dalam jangka panjang.

Selain perawatan, pencegahan tentu lebih baik. Menjaga gigi dari kebiasaan menggigit benda keras, menggunakan pelindung mulut saat berolahraga, dan menghindari perubahan suhu ekstrem pada makanan atau minuman adalah langkah sederhana yang efektif. Jika kamu punya kebiasaan menggertakkan gigi, penggunaan night guard bisa membantu melindungi gigi dari tekanan berlebih. Dan tentu saja, kontrol rutin ke dokter gigi setiap enam bulan akan memastikan masalah bisa dideteksi sejak awal. Kamu bisa kontrol rutin bulanan dan atasi masalah gigi kamu di klinik Medikids dan MHDC terdekat dari lokasimu. Dokter gigi spesialis Medikids dan MHDC siap untuk memberikan pelayanan terbaik dan atasi masalah gigimu.








